Kamis, 17 Agustus 2017

Thermo Couple (Termo Kopel) sensor Suhu dan cara pemasangannya


Bagaimana Prinsip kerja Thermo Couple (Termo Kopel) dalam mengukur suhu, dan bagaimana cara pemasangannya?
Termo kopel (Thermo Couple) dan cara pemasangannya.

Seperti yang kita ketahui, bahwa terdapat berbagai macam Alat ukur yang dapat kita gunakan untuk mengetahui atau mengukur suhu dari suatu benda, antara lain:

    Thermometer Liquid
    Thermocouple
    RTD (Resistance Temperature Detector)
    Infrared Thermometer
    Dan lainnya

Baca juga: Sensor Suhu RTD dan cara memasangnya
Thermo Couple (Termo Kopel)
Salah satu alat ukur suhu yang banyak digunakan di dunia industri selain RTD, adalah Thermo Couple (Termo Kopel).

Thermo-Couple, berasal dari 2 kata, yakni Thermo berarti Panas, dan Couple artinya sepasang (dua).

Thermo Couple (Termo Kopel) adalah: sejenis alat yang digunakan untuk sensor suhu.

Thermo Couple (Termo kopel) terbuat dari 2 (dua) jenis bahan Konduktor yang berbeda, yang jika dipanaskan, kedua bahan konduktor tersebut akan menghasilkan perbedaan potensial (tegangan).

Besarnya tegangan yang dihasilkan dari Thermo Couple (Termo kopel), berbanding lurus dengan perubahan suhu yang diterimanya.

Setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius, nilai tegangan yang dihasilkan Thermo Couple (Termo Kopel) akan bertambah sekitar  1-70mikro volt.




Prinsip kerja dan cara Pemasangan Thermo Couple (Termo Kopel)
Jenis-jenis Thermo couple
Thermo couple memiliki berbagai jenis, antara lain:

    Tipe K (CA) H

CA : (Chrome/Alumel)
Temperature range: -300⁰C sampai 1.300⁰C

    Tipe K (CA) L

CA : (Chrome/Alumel)
Temperature range: -100⁰C sampai 999,9⁰C

    Tipe J (IC) H

IC : Iron/Constanta
Temperature range: 0⁰C sampai 800⁰C

    Tipe J (IC) H

IC : Iron/Constanta
Temperature range: 0,0⁰C sampai 800,0⁰C

    Tipe R (PR)

PR : Platinum/Rhodium
Temperature range 0⁰C sampai 1.700⁰C

    Tipe E (CR) H

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: 0⁰C sampai 800⁰C

    Tipe E (CR) H

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: 0,0⁰C sampai 800,0⁰C

    Tipe T (CC) H

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: -200⁰C sampai 400⁰C

    Tipe T (CC) L

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: -199,9⁰C sampai 400,0⁰C

    Tipe S (PR)

PR : Platinum/Rhodium
Temperature range: 0⁰C sampai 1.700⁰C

    Tipe N (NN)

NN : Nicrosil/Nisil
Temperature range: 0⁰C sampai 1.300⁰C

Bagaimana cara mengetahui suhu benda yang diukur dengan Thermo couple (Termo Kopel)?

Prinsip kerja Thermo Couple hanyalah sebagai Sensor (detector), dengan merubah suhu yang diterimanya menjadi nilai tegangan (Volt).

Sehingga untuk dapat melihat hasil pengukuran suhu, dibutuhkan tambahan Alat yang biasa disebut dengan Temperature controller.

Temperature Controller
Temperature controller berfungsi untuk menerima sinyal dari Thermo couple berupa Tegangan (Volt), kemudian Controller tersebut akan melakukan perbandingan sesuai dengan pengaturan dan data yang kita masukkan, lalu hasil perhitungan akan ditampilkan controller,berupa nilai Suhu yang diukur.

Jadi, Untuk dapat mengetahui hasil pengukuran Suhu , tak cukup hanya menggunakan Thermo couple, Thermo couple membutuhkan perangkat tambahan agar kita dapat melihat hasil pengukurannya, alat tersebut biasa disebut Temperature Controller.

Prinsip kerja dan cara Pemasangan Thermo Couple (Termo Kopel):

Material yang dibutuhkan:

    Thermo couple (Termo kopel)
    Temperature Controller
    Kabel


Langkah Pemasangan:

    Pasang Sensor Thermo Couple (Termo Kopel) di tempat yang ingin diukur
    Pasang Temperature Controller di tempat yang diinginkan, dengan tujuan untuk mempermudah melihat tampilan hasil pengukuran.
    Pasang kabel pada masing-masing terminal, pada Thermo couple dan terminal kabel yang ada pada Temperature Controller.
    Sesuaikan Polaritas yang biasanya sudah terdapat pada masing-masing terminal kabel.
    Terminal kabel dengan Polaritas positif (+) pada Thermo couple dihubungkan pada terminal positif (+) pada temperature controller. begitu juga dengan terminal negatif (-) pada Thermo couple dihubungkan pada terminal bertanda (-) pada Temperature controller.
    Pastikan pemasangan pada temperature controller sudah benar pada terminal kabel yang diberi label TC (Thermo Couple).
    Lalu sesuaikan pengaturan atau data yang ada pada temperature controller.


Pengaturan pada Temperature Controller
Beberapa data yang harus disesuaikan pada temperature controller, antara lain:

    Input Sensor

Masukkan data tipe sensor Thermo couple, jika Thermo couple yang digunakan adalah Tipe K(CA)H, maka pilih menu Input sensor K(CA)H pada temperature controller.

    Sensor Range

Masukkan data Sensor range Thermo Couple pada temperature controller.

    Unit

Masukkan pilihan Unit yang tersedia pada temperature controller, jika ingin menampilkan suhu dalam skala Celcius, maka pilih unit ⁰C, jika ingin menampilkan suku skala fahrenheit maka pilih menu Unit ⁰F.


Semoga bermanfaat!

Pemasangan Sensor Suhu RTD dan Temperature Controller


Pemasangan Sensor Temperatur dengan menggunakan RTD dan Temperature Controller, serta cara menyesuaikan pengaturannya.
Untuk dapat mengetahui besaran suhu (Temperatur) suatu benda, tentunya dibutuhkan suatu alat ukur yang biasa disebut dengan Thermometer.

Berbagai macam Alat ukur suhu (Thermometer) yang dapat kita gunakan, salah satunya adalah Sensor temperatur RTD.
Baca juga; Termo Kopel dan cara pemasangannya

Sensor Suhu RTD
RTD adalah singkatan dari Resistance Temperature Detector, atau dapat diartikan sebagai deteksi/sensor Temperature dengan prinsip perubahan nilai Resistan (Ohm).

RTD merupakan suatu alat yang digunakan untuk deteksi/sensor suhu dengan menggunakan prinsip perubahan nilai Resistan, bahan sejenis penghantar di dalam RTD memiliki Nilai Resistan yang dapat berubah sesuai dengan suhu/panas yang diterimanya.

Semakin tinggi nilai suhu yang diterima RTD, maka Nilai Resitan yang dihasilkan juga akan semakin bertambah.

Kemudian perubahan Nilai resistan yang dihasilkan RTD tersebut akan dikonversikan untuk mendapatkan nilai suhu yang diukurnya.

Untuk dapat mengetahui Hasil pengukuran Suhu dengan menggunakan RTD, dibutuhkan tambahan peralatan lainnya yang disebut dengan Temperature Controller.




Temperature Controller inilah yang nantinya akan menerima sinyal dari RTD berupa nilai resistan, dan kemudian mengubahnya dalam bentuk satuan Suhu sesuai dengan suhu benda yang diukur.

Jadi, RTD hanya berfungsi sebagai sensor suhu dan mengubahnya kedalam satuan resistan (Ohm).

Sedangkan untuk dapat melihat hasil pengukuran yang sebenarnya, maka harus menggunakan alat yang disebut dengan Temperture Controller.

Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat Diagram berikut ini:

Bagaimana cara menggunakan RTD untuk mengukur suhu?
Untuk dapat melihat hasil pengukuran Suhu (Temperatur) dengan menggunakan sensor suhu RTD, Tentunya kita harus mempersiapkan beberapa komponen, antara lain:

Komponen yang dibutuhkan

    Sebuah RTD sensor

RTD yang banyak digunakan adalah RTD PT 100 3 wire.
RTD PT 100 3 Wire, artinya RTD yang memiliki nilai resistan sebesar 100 Ohm pada suhu 100⁰C, dengan 3 kabel.

    Temperature Controller

    Kabel 3 x 1,5mm (sebaiknya menggunakan Screen Cable)


Cara pemasangan sensor suhu RTD dan Temperature Controller

    Pasang Sensor RTD pada tempat atau benda yang akan diukur, kemudian pasang kabel-kabel pada terminal RTD.

    Pasang Temperature Controller pada tempat yang anda inginkan untuk dapat dengan mudah melihat tampilan hasil pengukuran suhu.

    Pasang ketiga kabel tersebut pada terminal yang tersedia pada Temperature Controller.

    Pasang ujung kabel lainnya di terminal kabel yang tersedia pada Temperature Controller.

    Pastikan posisi kabel yang terpasang pada terminal RTD sudah sesuai dengan posisi pemasangan kabel pada terminal Temperature Controller.

    Lalu, sesuaikan pengaturan yang ada pada Temperature Controller dengan jenis RTD yang anda gunakan.


Untuk lebih jelasnya, anda dapat melihat gambar contoh cara pemasangan RTD sensor dan Temperature Controller dibawah ini:

Dari Gambar diatas, dapat kita lihat, cara penyambungan RTD 3-Wire ke Terminal kabel yang ada pada Temperature Controller.

RTD yang digunakan diatas adalah RTD 2xPt100, sehingga ada 3 terminal lagi yang juga dapat digunakan untuk aplikasi controller lainnya, namun pada prinsipnya cara penyambungan kabel Pt100 dengan 2xPt100 adalah sama, selama RTD yang digunakan adalah tipe 3-Wire.

RTD 2xPt100 artinya ada dua sensor Pt100 didalam satu RTD tersebut.

Dan untuk mengetahui terminal pada Temperature Controller, biasanya sudah tertulis kode yang bertuliskan RTD, sebagai contoh disini terminal yag digunakan adalah Terminal 9,10,11. Untuk Temperature Controller yang berbeda mungkin akan memiliki kode nomor terminal kabel yang berbeda, namun biasanya pada setiap Temperature controller akan menuliskan kode Input sensor untuk RTD atau untuk TC (Thermo Couple).

Pengaturan pada Temperature Controller
Temperature Controller harus disesuaikan atau disetting terlebih dahulu agar dapat membaca sinyal Resistan yang dikirim RTD sensor, dan kemudian melakukan perbandingan nilai resistan dari RTD untuk diubah menjadi tampilan hasil pengukuran yang sesuai dengan suhu benda diukur, berupa Suhu skala Celcius atau Fahrenheit.

    Memasukkan data "Input Sensor"

Pertama masukkan data Sensor RTD yang digunakan ke dalam menu pengaturan Input sensor selection pada Temperature Controller.

Sebagai Contoh:
Jika RTD sensor yang anda gunakan adalah Pt100, maka sesuaikan pengaturan pada Temperature Controller dengan memilih Input Sensor Range Pt100.

    Memasukkan data "Sensor Range"

Kemudian sesuaikan juga pengaturan nilai suhu minimum dan maksimum (Sensor Range) RTD pada Temperature Controller.

Sebagai Contoh:
Jika RTD yang anda gunakan memiliki Sensor Range -200...600⁰C, maka sesuaikan pengaturan Sensor Range Scale pada Temperature Controller.

Scale High Limit -200⁰C, dan Scale Low Limit 600⁰C.

    Memasukkan data "Unit"

Sesuaikan juga Unit temperature yang ingin ditampilkan.

Sebagai Contoh:
Jika anda ingin agar Temperature Controller menampilkan suhu dalam skala Celcius maka pilih pengaturan Unit ⁰C, jika anda ingin menampilkan suhu dalam skala Fahrenheit maka pilih pengaturan Unit ⁰F.


Demikianlah sedikit penjelasan bagaimana cara pemasangan RTD dan Temperature Controller untuk aplikasi pengukuran Suhu (Temperatur).

Selain untuk pengukuran suhu, Temperature Controller juga dapat di aplikasikan untuk sistem otomatis dengan memanfaatkan fitur-fitur tambahan (Output) yang ada pada masing-masing Temperature Controller, seperti Alarm Output, relay Output, Digital Output maupun Analog Output (4-20mA).


Semoga bermanfaat!

Cara Memasang Fotocell (sensor cahaya) yang benar pada lampu penerangan



Beberapa petunjuk cara Pemasangan lampu penerangan otomatis dengan sensor cahaya (Fotocell).
Saat kita memasang lampu penerangan untuk menerangi taman, teras, jalan, dan area luar ruangan lainnya, kita tentu merasa terganggu jika harus keluar rumah hanya sekedar untuk menyalakan lampu tersebut di malam hari dan memadamkannya saat cahaya sudah terang di pagi hari.

Sebenarnya anda tidak perlu direpotkan dengan hal tersebut, karena anda dapat membuat lampu tersebut bekerja secara otomatis, lampu akan menyala di malam hari atau jika cahaya di luar sudah mulai gelap, serta lampu akan padam dengan sendirinya saat pagi hari cahaya diluar sudah mulai terang.

Bagaimana caranya agar Lampu penerangan dapat menyala dan padam secara otomatis?

Lampu otomatis dengan Fotocell
Caranya sederhana, yaitu dengan membuat  rangkaian lampu otomatis, cukup dengan memasang rangkaian sederhana dengan menggunakan sensor cahaya yang disebut dengan Photo Controls atau Fotocell.

Photo controls (Fotocell) adalah sebuah alat elektronik yang bekerja berdasarkan sensor intensitas cahaya yang diterimanya.
Baca juga: Apa yang dimaksud dengan Fotocell dan LDR?

Saat Photo controls (Fotocell) tersebut terkena cahaya yang cukup terang, maka secara otomatis alat tersebut akan memutuskan sumber listrik yang menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan padam dengan sendirinya.




Saat Photo controls (Fotocell) tersebut mendapatkan cahaya gelap (Kurang terang), maka secara otomatis alat tersebut akan terhubung dan mengalirkan sumber listrik yang menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan menyala dengan sendirinya.

Fotocell pengganti Saklar
Jika sebelumnya lampu penerangan yang berada diluar ruangan menggunakan saklar manual untuk menyalakan dan memadamkan lampu tersebut, dengan memasang Photo control (Fotocell) Saklar tersebut tidak perlu dipasang lagi.

Photo Controls (Fotocell) dapat juga dikatakan sebagai saklar otomatis, menggantikan saklar manual yang sebelumnya terpasang.

Cara Menyambung Kabel FotoCell
Bagaimana rangkaian pemasangan Photo controls (Fotocell) untuk lampu penerangan?

Photo control (Fotocell) dipasangkan pada rangkaian kabel sumber listrik yang menuju lampu, Biasanya terdapat 3 kabel keluaran pada Photo Controls (Fotocell) tersebut.

1. Kabel berwarna Hitam
Kabel warna Hitam disambungkan pada kabel fase yang berasal langsung dari sumber listrik.

2. Kabel berwarna Putih
Kabel warna Putih disambungkan pada kabel Netral yang berasal langsung dari sumber listrik.

3. Kabel berwarna Merah
Kabel warna Merah disambungkan pada Kabel lampu penerangan.

Untuk lebih jelasnya mengenai rangkaian cara penyambungan kabel photo controls (Fotocell) pada lampu penerangan, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Setelah kita mengetahui, bagaimana cara membuat lampu otomatis dengan menggunakan sensor cahaya, serta mengetahui bagaimana cara menyambung kabel-kabelnya, selanjutnya yang juga perlu kita ketahui bagaimana posisi pemasangan Photo control (Fotocell) yang benar.

Karena meskipun kita sudah menggunakan Photo controls (Fotocell) pada lampu penerangan tersebut, serta kita sudah menyambung kabelnya dengan benar, namun posisi pemasangan Photo controls (Fotocell) tidak tepat, maka lampu tidak dapat bekerja secara otomatis sesuai dengan keinginan kita.

Posisi Pemasangan Photo controls (Fotocell) yang benar
Beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memastikan posisi pemasangan Photo controls (Fotocell) yang benar, antara lain:

    Pasang Photo controls (Fotocell) pada posisi yang terkena cahaya matahari langsung.
    Pastikan tidak ada benda lain yang menutupi Photo controls (Fotocell), sehingga dapat menghalangi cahaya matahari. (jangan memasang Photo controls (Fotocell) di bawah pohon, atap, atau benda lainnya)
    Pasang Photo controls (Fotocell) pada posisi yang terhindar dari cahaya lampu. (Jangan memasang Photo controls (Fotocell) dibawah lampu atau disamping lampu).
    Pastikan posisi pemasangan Photocontrol (fotocell) sudah benar atau tidak terbalik.
    Photo controls (Fotocell) sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat terhindar dari masuknya air (Kedap air), namun jika pemasangannya terbalik, dapat menyebabkan air masuk kedalam sensor tersebut dan mengakibatkan sensor rusak (short circuit).


Dengan menggunakan sensor cahaya untuk lampu penerangan, anda tidak perlu repot lagi keluar rumah untuk menyalakan atau memadamkan lampu tersebut, karena Lampu tersebut sudah bekerja secara otomatis.


Semoga bermanfaat!

Apa yang menyebabkan Listrik dirumah Padam?


Apa sebenarnya yang menyebabkan listrik di rumah tiba-tiba padam, bahkan terkadang padam sesaat kemudian menyala dan padam lagi, kenapa?
Padamnya listrik di rumah secara tiba-tiba tentunya membuat kita kesal dan kecewa, berbagai prasangka timbul di pikiran kita.
Kenapa listrik dirumah sering padam?
Apakah listrik padam karena disengaja?
Listrik tiba-tiba padam, kemudian menyala dan padam lagi, ada apa sebenarnya?
Kita tentunya pernah mengalami, saat sedang asyik bersama keluarga di rumah, sambil menonton televisi, mendengarkan musik, atau lainnya, tiba-tiba listrik di rumah padam, sehingga membuat suasana menjadi gelap, dan suasana menjadi kurang menyenangkan.

Apa sebenarnya penyebab listrik dirumah padam secara tiba-tiba?
Terkadang padamnya listrik dirumah hanya terjadi sesaat, kemudian menyala lagi, namun tak lama kemudian Listrik padam lagi, seolah-olah ada yang memadamkan dan menyalakan dengan sengaja.

Mungkin anda juga pernah berpikir demikian, kenapa listrik padam dan menyala dalam waktu yang sangat singkat, apakah ini ulah orang-orang yang sedang iseng dan mengganggu ketenangan orang lain?

Sebelum kita menduga yang bukan-bukan, ada baiknya kita mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan padamnya listrik di rumah, baik itu sesaat, atau bahkan padamnya listrik dirumah dalam waktu yang cukup lama atau bisa sampai seharian.


Padamnya Listrik di rumah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun sebaiknya terlebih dahulu kita bagi penyebabnya menjadi 2 (dua) macam penyebab, yakni:

1. Padamnya listrik dirumah yang disebabkan gangguan internal
Gangguan internal disini maksudnya adalah gangguan yang terjadi dari KWHmeter menuju instalasi didalam rumah kita.
Penyebab padamnya listrik di rumah dapat juga dikarenakan adanya gangguan atau permasalahan yang berasal dari instalasi listrik dirumah kita sendiri, penyebab yang berasal dari instalasi listrik di rumah kita, dan yang sering terjadi adalah karena MCB trip (Jepret).
Berbagai penyebab MCB dirumah Trip (Jepret), dan solusinya

Listrik dirumah padam, karena MCB turun (Jeglek), dapat disebabkan oleh beberapa gangguan, antara lain:

    Kelebihan beban daya listrik atau pemakaian listrik yang berlebihan.
    Terjadi korsleting (short circuit) pada instalasi listrik yang ada dirumah kita, seperti kabel, stopkontak, fiting lampu dan lainnya.
    Terjadi korsleting yang berasal dari berbagai peralatan listrik yang kita gunakan, seperti lampu, setrika, televisi, rice cooker, kipas angin, dan lainnya.
    MCB yang ada dirumah kita sudah rusak, pemasangan kabel kendur, dan sebagainya.





2. Listrik Padam yang disebabkan karena ada gangguan dari Eksternal
Gangguan eksternal disini maksudnya adalah adanya gangguan yang berasal dari pihak PLN, dimulai dari meteran menuju kabel TR ditiang sampai ke sumber pembangkit listrik.

Penyebab padamnya listrik dirumah, karena adanya gangguan dari pihak PLN dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:

    Pemadaman listrik bergilir

Listrik di rumah padam karena terjadinya pemadaman bergilir dari pihak PLN.
Pemadaman bergilir terjadi karena adanya perawatan atau perbaikan yang menyebabkan supplai listrik berkurang, sehingga sumber listrik yang menuju ke rumah-rumah tidak mampu untuk menyuplai kebutuhan listrik konsumen secara keseluruhan.
Baca juga: Bagaimana Listrik bisa sampai kerumah kita?

Gangguan yang terjadi dapat berupa karena adanya perawatan atau perbaikan pada pembangkit listrik, pada kabel jaringan Tegangan menengah, Trafo, dan lainnya.

    Pemadaman listrik secara tiba-tiba

Listrik padam tiba-tiba dan dalam waktu yang cukup panjang, dapat disebabkan oleh karena adanya gangguan pada jaringan listrik maupun dari pembangkit listrik, dan hal ini tidak terencana.

Seperti halnya dirumah-rumah, jaringan listrik milik PLN juga dilengkapi dengan berbagai pengaman, baik itu pengaman listrik terhadap kelebihan beban (Over current), pengaman kelebihan tegangan (Overvoltage), pengaman saat terjadi sambaran petir, dan sebagainya.

Jika terjadi gangguan kelebihan beban, tegangan yang tinggi, sambaran petir, kebocoran listrik dan sebagainya, maka sistem pengaman akan bekerja memutuskan rangkaian listrik, dan menyebabkan listrik dirumah padam.
Pihak PLN akan segera mengetahui gangguan tersebut dan langsung melakukan perbaikan secepat mungkin, karena padamnya listrik ke rumah-rumah juga merupakan kerugian bagi pihak PLN.

    Listrik padam tiba-tiba dan hanya sesaat

Jika kejadian listrik padam tiba-tiba dan hanya sesaat, kemungkinan hal ini disebabkan karena sistem pengaman yang terpasang pada jaringan listrik PLN mendeteksi adanya gangguan, kemudian secara otomatis akan memutuskan rangkaian listrik menuju kerumah-rumah, setelah gangguan hilang maka pengaman listrik tersebut akan mengalirkan kembali listrik ke rumah-rumah, dan hal ini bekerja secara otomatis.

Salah satu contoh pengaman listrik yang terpasang pada jaringan tegangan menengah (TM) milik PLN adalah Recloser.

Recloser adalah suatu pengaman yang bekerja secara otomatis memutuskan dan menghubungkan aliran listrik.

Recloser akan bekerja memutuskan aliran listrik jika terjadi gangguan seperti kebocoran listrik, tegangan lebih, dan sebagainya, jika kondisi gangguan tidak ada lagi, maka Recloser akan secara otomatis mengalirkan listrik kembali.

Salah satu contoh gangguan yang sering terjadi adalah saat ada dahan pohon yang menyentuh kabel jaringan listrik, maka hal ini menyebabkan kebocoran listrik mengalir ke pohon tersebut.

Recloser akan mendeteksi hal tersebut dan dalam waktu yang singkat akan memutuskan aliran listrik.

Jika dahan tersebut sudah terlepas atau tidak bersentuhan dengan kabel listrik lagi, maka Recloser akan kembali mengalirkan listrik ke rumah-rumah.

Hal ini adalah salah satu penyebab mengapa listrik padam sesaat kemudian menyala kembali.

    Jaringan Listrik PLN dilengkapi dengan berbagai sistem pengaman yang lebih canggih dibanding dirumah-rumah kita dan sebagian bekerja secara otomatis, hal ini demi menjaga keselamatan dan bahaya listrik yang lainnya.


Semoga dengan sedikit penjelasan diatas, kita tidak lagi bertanya-tanya kenapa listrik dirumah padam, dan terkadang padam sesaat dan menyala lagi.

Apa saja Alat kerja seorang Teknisi Listrik (Electrician)?


Daftar berbagai Alat kerja yang biasa digunakan oleh seorang Teknisi listrik atau tukang Listrik (Electrician), dan fungsi Alat kerja listrik tersebut.
Apa saja Alat kerja yang biasa digunakan seorang Teknisi listrik atau tukang listrik (Electrician)?

Dan apa saja fungsi dari berbagai Alat kerja listrik, tersebut?

Setiap teknisi tentunya membutuhkan peralatan atau alat yang digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan dan perbaikan.

Begitu juga halnya dengan Teknisi listrik atau tukang listrik (Electrician), takkan bisa lepas dari berbagai alat kerja listrik yang wajib dibawa saat akan melakukan pekerjaan, baik itu saat akan memasang suatu instalasi listrik, melakukan perbaikan listrik, atau saat sekedar untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan berbagai peralatan dan perlengkapan instalasi listrik.

Sebagai contoh, seorang teknisi atau tukang listrik takkan dapat melakukan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan listrik jika tidak membawa Testpen.

Testpen termasuk salah satu dari sekian banyak alat kerja listrik yang wajib dibawa dan digunakan setiap teknisi atau tukang listrik saat melakukan berbagai pekerjaan listrik.

Selain Testpen, masih banyak lagi berbagai alat kerja yang biasanya dibawa dan digunakan seorang teknisi listrik.

Berbagai Alat kerja Teknisi Listrik
Berikut beberapa alat kerja listrik yang biasanya digunakan dan dibawa seorang tukang listrik saat bekerja, antara lain:


. Testpen
Tespen (testpen)
Tespen merupakan suatu alat kerja yang wajib dibawa dimanapun teknisi listrik bekerja.

Testpen berfungsi sebagai alat kerja untuk mendeteksi atau memeriksa apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak.
Cara menggunakan Testpen

Bentuknya kecil, ringan, mudah dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga digunakan untuk membuka sekrup-sekrup ukuran kecil.

Untuk menjaga keselamatan saat bekerja, Setiap teknisi listrik harus memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yang akan diperiksa atau diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen, sebelum memulai pekerjaan.

 2. Tang
Tang (Pliers)
Tang merupakan suatu alat kerja sejenis tuas, yang terbuat dari bahan logam dengan dilapisi karet (Isolasi) dibagian pegangan (gagang).

Sebenarnya Tang juga banyak digunakan untuk pekerjaan montir, mekanik, teknisi mesin, tukang kayu, dan pekerjaan lainnya.

Namun khusus untuk Teknisi Listrik, Tang yang digunakan harus yang di desain khusus untuk kerja listrik, memiliki bahan isolasi/karet pada pegangan (gagang) dengan kemampuan bahan isolatornya mencapai 1000Volt (tegangan tembus isolator), sehingga aman untuk digunakan pada pekerjaan yang berhubungan dengan Tegangan Listrik.

Tang yang biasa digunakan sebagai Alat kerja Teknisi Listrik (Electrician), terdapat berbagai macam, sesuai dengan bentuk dan kegunaannya.

    Tang kombinasi

Tang Kombinasi (Combination Pliers)
Tang kombinasi berfungsi sebagai alat bantu untuk memegang, mencengkeram, memuntir, memotong berbagai benda kerja.




Contoh penggunaan Tang kombinasi:
Tang kombinasi dapat digunakan untuk memegang kabel, memotong kabel, memuntir kabel, menyambung kabel, membuka baut/sekrup kecil yang sulit dibuka dengan obeng, dan berbagai fungsi lainnya.

    Tang potong

Tang potong (Side Cutting Pliers)
Tang potong berfungsi sebagai alat kerja untuk memotong kabel listrik, wire.

    Tang Lancip

Tang lancip (Long-Nose Pliers)
Tang Lancip berfungsi sebagai Alat kerja listrik untuk memegang benda kerja yang berukuran kecil, memuntir kabel, membuat bulatan di ujung kabel, dan dapat juga digunakan untuk memotong kabel.



    Tang Skun

Tang skun (Crimping Pliers)
Tang Skun berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk menjepit skun kabel (Cable Scone) pada ujung kabel listrik agar terpasang dengan baik.
Selain itu Tang Skun (Crimping Pliers) juga dapat digunakan untuk mengupas, dan memotong kabel yang berdiameter kecil.

 3. Obeng
Obeng (Screw-Drivers)
Obeng merupakan suatu alat kerja yang berbentuk bulat memanjang, berbahan logam dengan dilapisi bahan karet/isolator dibagian pegangan (Gagang).

Sama halnya dengan Tang, Obeng tak hanya digunakan untuk alat kerja teknisi listrik, Obeng juga digunakan oleh Teknisi mesin, Montir, Bengkel, Mekanik, tukang kayu, dan pekerjaan lainnya.

Namun Obeng yang digunakan untuk Teknisi Listrik (Electrician) harus memiliki desain khusus, terbungkus dengan bahan karet atau Isolator pada hampir seluruh bagian dari obeng tersebut kecuali pada bagian ujung (mata Obeng), dengan ketahanan tegangan tembus isolasi sebesar 1000Volt. sehingga aman untuk digunakan untuk berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan tegangan Listrik.

Tedapat berbagai macam jenis, bentuk dan ukuran Obeng yang digunakan oleh Teknisi Listrik, namun secara umum Obeng tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

    Obeng Plus (+)

Obeng Plus (Philips Screw-drivers)
Obeng Plus biasa juga disebut dengan Obeng Kembang atau dalam bahasa inggris disebut dengan Philips Screw-Drivers.

Obeng Plus berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk membuka, memasang, mengendurkan, mengencangkan baut atau sekrup yang memiliki bagian atas (Kepala) berbentuk silang (Plus).

    Obeng Minus (-)

Obeng Minus (Slotted Screw-drivers)
Obeng Minus biasa juga disebut dengan Obeng Pipih atau dalam bahasa inggris disebut dengan Slotted Screw-Drivers.

Obeng Minus berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk membuka, memasang, mengendurkan, mengencangkan baut atau sekrup yang memiliki bagian atas (Kepala) berbentuk Pipih (Minus).

 4. Solder
Solder (Patri)
Solder merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mencairkan Timah Solder, untuk keperluan sambungan kabel berukuran kecil, maupun pemasangan berbagai komponen listrik pada Papan rangkaian (PCB).

Solder adalah alat listrik yang mengubah energi listrik untuk menghasilkan Panas.

Sambungan kabel (wire) dengan cara di solder termasuk cara penyambungan yang baik dan aman, karena sambungan terhubung dengan kuat (Tidak mudah longgar).

5. Kunci Inggris
Kunci inggris (Adjustable Wrench)
Kunci Inggris merupakan suatu alat kerja yang banyak digunakan oleh berbagai teknisi, baik untuk teknisi listrik, teknisi mesin, montir, mekanik, dan lainnya.

Namun, khusus untuk Kunci inggris yang digunakan sebagai alat kerja Tukang listrik (Electrician), harus didesain khusus dengan dilengkapi pengaman dibagian pegangan atau gagang dari bahan karet atau bahan Isolator yang tidak tembus tegangan listrik, sehingga aman digunakan.

Kunci inggris adalah suatu alat kerja yang berfungsi untuk membuka, mengendurkan, mengencangkan baut, dengan ukuran yang dapat disesuaikan (Adjustable).

6. Cutter
Cutter (Pemotong) adalah suatu alat kerja sejenis pisau yang dapat digunakan untuk memotong, bagian pegangan (Gagang) berbahan plastik (Isolator).

Khusus untuk alat kerja teknisi listrik, Cutter digunakan untuk mengupas, membelah bagian isolasi kabel listrik yang memiliki ukuran lebih besar, yang tidak dapat dikupas dengan menggunakan Tang.

7. Isolasi
Selasiban, Isolasi, Insulation Tape (Isolasi).
Isolasi merupakan suatu alat atau bahan kerja yang pastinya dibawa oleh seorang tukang listrik atau teknisi listrik.

Isolasi (Selasiban) berfungsi untuk membalut/membungkus bagian sambungan-sambungan kabel agar tegangan listriknya dapat ter-isolasi dan tidak membahayakan.

8. Tas pinggang
Tas pinggang (Bag Pouch)
Tas pinggang juga merupakan suatu alat kerja yang banyak digunakan atau dibawa oleh seorang teknisi listrik.

Tas pinggang (Bag Pouch) berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menyimpan berbagai peralatan dan alat kerja sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana saat bekerja.

 9. Multitester
Multitester, Multimeter, atau AVO meter
Multi tester merupakan salah satu alat kerja seorang tukang listrik yang sangat penting.
Cara menggunakan Multitester Analog

Multi tester berguna untuk melakukan berbagai pengukuran yang menyangkut dengan kelistrikan, seperti untuk mengukur besar tegangan listrik (Volt)), untuk mengukur arus listrik DC, mengukur nilai resistor (Tahanan), dan lain sebagainya.

Tips memilih Multitester yang anda butuhkan
Multi tester yang biasa digunakan oleh seorang teknisi listrik ada 2 macam, yaitu:

    Multi tester Analog
    Multi tester Digital

 10. Tang Ampere
Tang ampere (Clamp Meter)
Tang Ampere (Clamp-meter) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besaran Arus listrik AC.

Cara mengukur Arus listrik dengan menggunakan Tang ampere sangat praktis dan mudah, hanya dengan menjepit (Melingkarkan) bagian Tang ampere yang menyerupai tang (Penjepit), maka besar arus yang mengalir pada suatu kabel dapat diketahui, tanpa harus membuka atau memutuskan kabel tersebut.

Jika Multitester dapat digunakan untuk mengukur Arus (Ampere) listrik searah (DC), maka Tang Ampere (Clamp Meter) dapat digunakan untuk mengukur besar Arus listrik AC (Arus bolak-balik).

 11. ELCB Tester
ELCB Tester adalah suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengetahui kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah terpasang pada suatu instalasi listrik. Cara menggunakan ELCB Tester

ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB (Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi bagus dan dapat memberikan perlindungan pada saat terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).

 12. Insulation Tester
Insulation tester atau disebut juga dengan Megger (Mega-Ohm Meter)
Insulation Tester (Megger) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik. Cara menggunakan Insulation tester

 13. Temperature Infrared
Temperature Infrared, Temperature Non-Contact.
Temperature Infrared merupakan suatu alat kerja atau alat ukur suhu dengan prinsip kerja Infra-merah. Prinsip kerja Infrared Temperature

Alat ukur Temperature Infrared ini dapat mengukur suhu suatu benda tanpa harus bersentuhan langsung dengan benda yang diukurnya.

Alat ini digunakan untuk mengetahui kondisi berbagai peralatan listrik, seperti kondisi Suhu Kabel, Suhu Transformer, Suhu sambungan-sambungan kabel, Suhu terminal-terminal kabel, suhu Capasitor, suhu motor listrik dan berbagai peralatan listrik lainnya.

Seperti kita ketahui, jika berbagai peralatan listrik memiliki suhu panas yang cukup tinggi, akan mengakibatkan berbagai kerusakan dan bahkan dapat menimbulkan api atau kebakaran.

Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi Suhu/Panas berbagai peralatan listrik dan instalasi dengan menggunakan IR-Temperature.

Apa sebenarnya Pengertian Visi dan Misi, apa bedanya?



Kita tentu pernah mendengar atau bahkan mengucapkan Kata Visi dan Misi, lalu Apa sebenarnya arti dari kata Visi dan Misi, dan apa perbedaannya?
Apa sebenarnya pengertian dari Visi dan Misi?
Apa perbedaan dari Kata Visi dan Misi tersebut?
Lalu mengapa kata Visi dan Misi sering digunakan bersamaan?

Apa sebenarnya Pengertian Visi dan Misi, apa bedanya
Apakah anda juga memiliki Visi dan Misi dalam hidup, sekolah, bekerja, rumah tangga, atau hal lainnya?
Penggunaan kata Visi dan Misi memang sering digunakan terutama pada perusahaan-perusahaan, meski sebenarnya Visi dan Misi tak hanya untuk kalangan perusahaan, organisasi atau lainnya.

Bahkan untuk diri kita sendiri, tentu memiliki Visi dan misi, baik itu untuk mencapai cita-cita, menjalankan usaha, membina rumah tangga, dan lain sebagainya.

Sebagai Contoh:
Saat kita masih duduk di bangku sekolah, tentunya memiliki keinginan agar kita menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan nilai yang bagus. (Visi)




Lalu agar kita menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan nilai yang bagus, tentunya kita akan lebih rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar, dengan mengikuti Pelajaran tambahan diluar jam sekolah, dan sering membaca buku di rumah. (Misi)

Menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan Nilai yang bagus di sekolah, itu adalah Tujuan kita.

Rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar, dengan mengikuti Pelajaran tambahan diluar jam sekolah, dan sering membaca buku di rumah.adalah cara yang kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam hal ini, sebenarnya kita sudah memiliki Visi dan Misi sebagai seorang siswa.

Visi
Menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan Nilai yang bagus di sekolah.

Misi
Rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar, dengan mengikuti Pelajaran tambahan diluar jam sekolah, dan sering membaca buku di rumah.

Contoh lainnya:
Sebagai seorang karyawan, tentunya kita ingin menjadi karyawan terbaik, mendapatkan kepercayaan atasan, sehingga mendapatkan kenaikan gaji dan jabatan. (Visi)

Visi
Menjadi karyawan terbaik, mendapatkan kepercayaan atasan, sehingga mendapatkan kenaikan gaji dan jabatan adalah suatu Keinginan atau Tujuan, dan ini sudah termasuk sebagai Visi kita sebagai seorang Karyawan.

Lalu bagaimana caranya agar keinginan kita tersebut dapat tercapai?

Misi
Untuk dapat mewujudkan keinginan kita, yakni Menjadi karyawan terbaik, mendapatkan kepercayaan atasan, sehingga mendapatkan kenaikan gaji, Tentunya kita sebagai seorang karyawan harus selalu Disiplin, masuk kerja tepat waktu, Selalu patuh terhadap perintah atasan, melaksanakan setiap perintah dengan sebaik-baiknya, dan mematuhi setiap peraturan yang ada di perusahaan tersebut. (Misi)
Ini merupakan cara-cara yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan ini merupakan Misi kita sebagai seorang karyawan.

Pengertian Visi dan Misi
Dengan demikian, dapat kita simpulkan, pengertian dari Visi dan Misi, adalah:

Visi
Visi: Merupakan suatu pemikiran, tujuan atau cita-cita jangka panjang yang ingin dicapai di masa yang akan datang.

Misi
Misi: Merupakan rencana kerja, tindakan yang dilakukan untuk dapat mewujudkan Visi tersebut.

Perbedaan Visi dan Misi
Atau secara singkat dapat diartikan bahwa Visi-Misi adalah:

    Visi adalah Apa yang ingin dicapai?
    Misi adalah Apa yang dilakukan untuk mencapainya?


Semoga dengan beberapa contoh dan penjelasan mengenai pengertian kata VISI dan MISI diatas, dapat lebih mempermudah kita untuk memahami apa sebenarnya maksud atau arti dari kata Visi dan Misi tersebut.

Dan perlu diingat, bahwa tak hanya suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan yang harus memiliki Visi dan Misi.

Setiap orang juga tentunya memiliki Visi dan Misi yang mungkin berbeda-beda satu dengan yang lainnya, baik dalam mencapai Cita-cita, masa depan, Usaha, karir, pekerjaan, pendidikan, rumah tangga, keluarga dan lain sebagainya.

Apa “Visi dan Misi” Anda?

Cara sederhana agar Lampu tetap menyala saat Listrik padam karena kelebihan beban.


Bagaimana Caranya, agar Lampu dirumah tetap menyala saat listrik padam karena Pemakaian daya listrik yang berlebihan?
Apa yang terjadi, jika kita terlalu banyak memakai alat-alat listrik secara bersamaan, sehingga melebihi daya listrik yang terpasang?
MCB dirumah akan turun (Jeglek), dan akhirnya listrik dirumahpun padam.

Jika MCB jepret (Trip) saat malam hari, tentu rumah anda akan menjadi gelap, hal ini tentu akan menyulitkan kita untuk menyalakan kembali MCB yang jeglek (jepret) tersebut, apalagi biasanya MCB terpasang diluar rumah.

Bagaimana caranya, agar lampu tetap dapat menyala, saat listrik dirumah anda padam karena kelebihan pemakaian alat-alat listrik (Kelebihan daya) dan MCBnya Jepret (Trip)?

Anda tentu pernah mengalami, saat malam hari berkumpul bersama keluarga di rumah, Tiba-tiba rumah menjadi Gelap karena Listrik di rumah anda Padam.

Setelah diperiksa, ternyata penyebab padamnya listrik dirumah anda adalah karena kelebihan beban, atau terlalu banyak menggunakan alat-alat listrik dan elektronik secara bersamaan, dan menyebabkan MCB di rumah anda Trip (MCB Jeglek atau jepret).
Peralatan Listrik dirumah yang paling besar biaya tagihan listriknya

Tentu hal ini akan membuat anda dan keluarga menjadi sangat terganggu, ditambah lagi suasana rumah yang gelap menyebabkan anda sulit untuk menyalakan kembali MCB yang letaknya berada diluar rumah.




Bagaimana caranya, meskipun MCB jepret dan listrik dirumah padam, namun Lampu masih menyala?

MCB yang ada dirumah kita memang sudah disesuaikan dengan batas maksimal pemakaian daya listrik, Hal ini bertujuan agar pemakaian alat-alat listrik tidak melebihi batasan daya listrik yang sudah terpasang.
Cara menentukan ukuran MCB yang dibutuhkan

Jika listrik di rumah anda terpasang dengan daya maksimal 900watt, maka alat-alat listrik yang bisa kita nyalakan secara bersamaan tidak boleh melebihi 900watt.

Namun ada kalanya, tanpa kita sadari, kita menggunakan berbagai peralatan listrik secara bersamaan dan melebihi daya maksimalnya, akibatnya MCB akan trip (Jepret) dan listrik di rumah anda pun padam.

Pemakaian daya listrik paling banyak biasanya terjadi saat malam hari, disaat yang bersamaan Televisi menyala, Kulkas, AC, Setrika listrik, dan Lampu-lampu.

Jika hal ini terjadi, tentunya akan mengakibatkan Listrik dirumah anda padam, dan tentunya Lampu-lampu juga ikut padam, suasana rumah pun menjadi gelap.

Namun, sebenarnya ada cara yang sangat sederhana, bagaimana agar Lampu tetap menyala, saat Listrik padam karena kelebihan beban.

Cara sederhana agar lampu tetap menyala, saat listrik padam karena kelebihan beban.
Cara sederhana yang dapat kita lakukan agar saat Listrik padam karena pemakaian listrik yang berlebihan, namun Lampu-lampu tidak ikut padam, sehingga rumah anda tetap terang, dan anda akan lebih mudah untuk keluar rumah dan menyalakan kembali MCB yang jeglek (Jepret) dan mengurangi pemakaian Alat-alat Listrik yang ada.

Memasang MCB terpisah untuk Lampu dirumah.
Biasanya Seluruh instalasi dirumah anda terpasang dalam satu jalur dan hanya menggunakan satu MCB, sehingga saat MCB tersebut trip atau turun (atau istilah lainnya MCB jepret / Jeglek), seluruh peralatan listrik akan padam termasuk Lampu.

Stop kontak, saklar dan lampu-lampu biasanya terpasang dalam satu rangkaian dan satu MCB.

Oleh karena itu, Kita harus membuat jalur kabel tersendiri khusus untuk saklar dan lampu-lampu, dengan menggunakan satu MCB yang terpisah.

Cara ini dapat anda lakukan, dengan memisahkan kabel seluruh lampu-lampu dirumah, atau paling tidak buatlah satu lampu khusus dengan jalur kabel dan MCB tersendiri.

Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat gambar rangkaian berikut ini:
Membuat inRangkaian Lampu terpisah

    MCB Utama, adalah MCB yang sudah terpasang sebelumnya, biasa terpasang dengan KWH meter milik PLN, ukuran MCB disesuaikan dengan daya yang sudah terpasang.

    MCB kedua, dipasang untuk Stopkontak dan seluruh instalasi listrik di dalam rumah, dan pastikan ukuran MCB kedua ini lebih rendah amperenya dari MCB Utama, agar saat terjadi kelebihan beban listrik, MCB inilah yang Trip atau jepret (Jeglek).

    MCB ketiga, adalah MCB yang khusus dipasang untuk Lampu, anda bisa menambahkan Lampu baru selain lampu-lampu yang sudah ada, agar lebih mudah dan tidak perlu merubah instalasi yang sudah ada. ukuran MCB untuk lampu dapat disesuaikan dengan daya lampu yang terpasang, anda dapat memasang MCB 1A.

    Saat terjadi kelebihan beban, MCB kedua akan jepret karena ukuran amperenya lebih rendah dari MCB Utama, namun Lampu tetap mendapatkan tegangan listrik dari MCB Utama.


Selamat mencoba, dan semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmustalasi listrik dengan lampu terpisah