Kamis, 17 Agustus 2017

Thermo Couple (Termo Kopel) sensor Suhu dan cara pemasangannya


Bagaimana Prinsip kerja Thermo Couple (Termo Kopel) dalam mengukur suhu, dan bagaimana cara pemasangannya?
Termo kopel (Thermo Couple) dan cara pemasangannya.

Seperti yang kita ketahui, bahwa terdapat berbagai macam Alat ukur yang dapat kita gunakan untuk mengetahui atau mengukur suhu dari suatu benda, antara lain:

    Thermometer Liquid
    Thermocouple
    RTD (Resistance Temperature Detector)
    Infrared Thermometer
    Dan lainnya

Baca juga: Sensor Suhu RTD dan cara memasangnya
Thermo Couple (Termo Kopel)
Salah satu alat ukur suhu yang banyak digunakan di dunia industri selain RTD, adalah Thermo Couple (Termo Kopel).

Thermo-Couple, berasal dari 2 kata, yakni Thermo berarti Panas, dan Couple artinya sepasang (dua).

Thermo Couple (Termo Kopel) adalah: sejenis alat yang digunakan untuk sensor suhu.

Thermo Couple (Termo kopel) terbuat dari 2 (dua) jenis bahan Konduktor yang berbeda, yang jika dipanaskan, kedua bahan konduktor tersebut akan menghasilkan perbedaan potensial (tegangan).

Besarnya tegangan yang dihasilkan dari Thermo Couple (Termo kopel), berbanding lurus dengan perubahan suhu yang diterimanya.

Setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius, nilai tegangan yang dihasilkan Thermo Couple (Termo Kopel) akan bertambah sekitar  1-70mikro volt.




Prinsip kerja dan cara Pemasangan Thermo Couple (Termo Kopel)
Jenis-jenis Thermo couple
Thermo couple memiliki berbagai jenis, antara lain:

    Tipe K (CA) H

CA : (Chrome/Alumel)
Temperature range: -300⁰C sampai 1.300⁰C

    Tipe K (CA) L

CA : (Chrome/Alumel)
Temperature range: -100⁰C sampai 999,9⁰C

    Tipe J (IC) H

IC : Iron/Constanta
Temperature range: 0⁰C sampai 800⁰C

    Tipe J (IC) H

IC : Iron/Constanta
Temperature range: 0,0⁰C sampai 800,0⁰C

    Tipe R (PR)

PR : Platinum/Rhodium
Temperature range 0⁰C sampai 1.700⁰C

    Tipe E (CR) H

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: 0⁰C sampai 800⁰C

    Tipe E (CR) H

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: 0,0⁰C sampai 800,0⁰C

    Tipe T (CC) H

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: -200⁰C sampai 400⁰C

    Tipe T (CC) L

CR : Chromel/Constanta
Temperature range: -199,9⁰C sampai 400,0⁰C

    Tipe S (PR)

PR : Platinum/Rhodium
Temperature range: 0⁰C sampai 1.700⁰C

    Tipe N (NN)

NN : Nicrosil/Nisil
Temperature range: 0⁰C sampai 1.300⁰C

Bagaimana cara mengetahui suhu benda yang diukur dengan Thermo couple (Termo Kopel)?

Prinsip kerja Thermo Couple hanyalah sebagai Sensor (detector), dengan merubah suhu yang diterimanya menjadi nilai tegangan (Volt).

Sehingga untuk dapat melihat hasil pengukuran suhu, dibutuhkan tambahan Alat yang biasa disebut dengan Temperature controller.

Temperature Controller
Temperature controller berfungsi untuk menerima sinyal dari Thermo couple berupa Tegangan (Volt), kemudian Controller tersebut akan melakukan perbandingan sesuai dengan pengaturan dan data yang kita masukkan, lalu hasil perhitungan akan ditampilkan controller,berupa nilai Suhu yang diukur.

Jadi, Untuk dapat mengetahui hasil pengukuran Suhu , tak cukup hanya menggunakan Thermo couple, Thermo couple membutuhkan perangkat tambahan agar kita dapat melihat hasil pengukurannya, alat tersebut biasa disebut Temperature Controller.

Prinsip kerja dan cara Pemasangan Thermo Couple (Termo Kopel):

Material yang dibutuhkan:

    Thermo couple (Termo kopel)
    Temperature Controller
    Kabel


Langkah Pemasangan:

    Pasang Sensor Thermo Couple (Termo Kopel) di tempat yang ingin diukur
    Pasang Temperature Controller di tempat yang diinginkan, dengan tujuan untuk mempermudah melihat tampilan hasil pengukuran.
    Pasang kabel pada masing-masing terminal, pada Thermo couple dan terminal kabel yang ada pada Temperature Controller.
    Sesuaikan Polaritas yang biasanya sudah terdapat pada masing-masing terminal kabel.
    Terminal kabel dengan Polaritas positif (+) pada Thermo couple dihubungkan pada terminal positif (+) pada temperature controller. begitu juga dengan terminal negatif (-) pada Thermo couple dihubungkan pada terminal bertanda (-) pada Temperature controller.
    Pastikan pemasangan pada temperature controller sudah benar pada terminal kabel yang diberi label TC (Thermo Couple).
    Lalu sesuaikan pengaturan atau data yang ada pada temperature controller.


Pengaturan pada Temperature Controller
Beberapa data yang harus disesuaikan pada temperature controller, antara lain:

    Input Sensor

Masukkan data tipe sensor Thermo couple, jika Thermo couple yang digunakan adalah Tipe K(CA)H, maka pilih menu Input sensor K(CA)H pada temperature controller.

    Sensor Range

Masukkan data Sensor range Thermo Couple pada temperature controller.

    Unit

Masukkan pilihan Unit yang tersedia pada temperature controller, jika ingin menampilkan suhu dalam skala Celcius, maka pilih unit ⁰C, jika ingin menampilkan suku skala fahrenheit maka pilih menu Unit ⁰F.


Semoga bermanfaat!

Pemasangan Sensor Suhu RTD dan Temperature Controller


Pemasangan Sensor Temperatur dengan menggunakan RTD dan Temperature Controller, serta cara menyesuaikan pengaturannya.
Untuk dapat mengetahui besaran suhu (Temperatur) suatu benda, tentunya dibutuhkan suatu alat ukur yang biasa disebut dengan Thermometer.

Berbagai macam Alat ukur suhu (Thermometer) yang dapat kita gunakan, salah satunya adalah Sensor temperatur RTD.
Baca juga; Termo Kopel dan cara pemasangannya

Sensor Suhu RTD
RTD adalah singkatan dari Resistance Temperature Detector, atau dapat diartikan sebagai deteksi/sensor Temperature dengan prinsip perubahan nilai Resistan (Ohm).

RTD merupakan suatu alat yang digunakan untuk deteksi/sensor suhu dengan menggunakan prinsip perubahan nilai Resistan, bahan sejenis penghantar di dalam RTD memiliki Nilai Resistan yang dapat berubah sesuai dengan suhu/panas yang diterimanya.

Semakin tinggi nilai suhu yang diterima RTD, maka Nilai Resitan yang dihasilkan juga akan semakin bertambah.

Kemudian perubahan Nilai resistan yang dihasilkan RTD tersebut akan dikonversikan untuk mendapatkan nilai suhu yang diukurnya.

Untuk dapat mengetahui Hasil pengukuran Suhu dengan menggunakan RTD, dibutuhkan tambahan peralatan lainnya yang disebut dengan Temperature Controller.




Temperature Controller inilah yang nantinya akan menerima sinyal dari RTD berupa nilai resistan, dan kemudian mengubahnya dalam bentuk satuan Suhu sesuai dengan suhu benda yang diukur.

Jadi, RTD hanya berfungsi sebagai sensor suhu dan mengubahnya kedalam satuan resistan (Ohm).

Sedangkan untuk dapat melihat hasil pengukuran yang sebenarnya, maka harus menggunakan alat yang disebut dengan Temperture Controller.

Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat Diagram berikut ini:

Bagaimana cara menggunakan RTD untuk mengukur suhu?
Untuk dapat melihat hasil pengukuran Suhu (Temperatur) dengan menggunakan sensor suhu RTD, Tentunya kita harus mempersiapkan beberapa komponen, antara lain:

Komponen yang dibutuhkan

    Sebuah RTD sensor

RTD yang banyak digunakan adalah RTD PT 100 3 wire.
RTD PT 100 3 Wire, artinya RTD yang memiliki nilai resistan sebesar 100 Ohm pada suhu 100⁰C, dengan 3 kabel.

    Temperature Controller

    Kabel 3 x 1,5mm (sebaiknya menggunakan Screen Cable)


Cara pemasangan sensor suhu RTD dan Temperature Controller

    Pasang Sensor RTD pada tempat atau benda yang akan diukur, kemudian pasang kabel-kabel pada terminal RTD.

    Pasang Temperature Controller pada tempat yang anda inginkan untuk dapat dengan mudah melihat tampilan hasil pengukuran suhu.

    Pasang ketiga kabel tersebut pada terminal yang tersedia pada Temperature Controller.

    Pasang ujung kabel lainnya di terminal kabel yang tersedia pada Temperature Controller.

    Pastikan posisi kabel yang terpasang pada terminal RTD sudah sesuai dengan posisi pemasangan kabel pada terminal Temperature Controller.

    Lalu, sesuaikan pengaturan yang ada pada Temperature Controller dengan jenis RTD yang anda gunakan.


Untuk lebih jelasnya, anda dapat melihat gambar contoh cara pemasangan RTD sensor dan Temperature Controller dibawah ini:

Dari Gambar diatas, dapat kita lihat, cara penyambungan RTD 3-Wire ke Terminal kabel yang ada pada Temperature Controller.

RTD yang digunakan diatas adalah RTD 2xPt100, sehingga ada 3 terminal lagi yang juga dapat digunakan untuk aplikasi controller lainnya, namun pada prinsipnya cara penyambungan kabel Pt100 dengan 2xPt100 adalah sama, selama RTD yang digunakan adalah tipe 3-Wire.

RTD 2xPt100 artinya ada dua sensor Pt100 didalam satu RTD tersebut.

Dan untuk mengetahui terminal pada Temperature Controller, biasanya sudah tertulis kode yang bertuliskan RTD, sebagai contoh disini terminal yag digunakan adalah Terminal 9,10,11. Untuk Temperature Controller yang berbeda mungkin akan memiliki kode nomor terminal kabel yang berbeda, namun biasanya pada setiap Temperature controller akan menuliskan kode Input sensor untuk RTD atau untuk TC (Thermo Couple).

Pengaturan pada Temperature Controller
Temperature Controller harus disesuaikan atau disetting terlebih dahulu agar dapat membaca sinyal Resistan yang dikirim RTD sensor, dan kemudian melakukan perbandingan nilai resistan dari RTD untuk diubah menjadi tampilan hasil pengukuran yang sesuai dengan suhu benda diukur, berupa Suhu skala Celcius atau Fahrenheit.

    Memasukkan data "Input Sensor"

Pertama masukkan data Sensor RTD yang digunakan ke dalam menu pengaturan Input sensor selection pada Temperature Controller.

Sebagai Contoh:
Jika RTD sensor yang anda gunakan adalah Pt100, maka sesuaikan pengaturan pada Temperature Controller dengan memilih Input Sensor Range Pt100.

    Memasukkan data "Sensor Range"

Kemudian sesuaikan juga pengaturan nilai suhu minimum dan maksimum (Sensor Range) RTD pada Temperature Controller.

Sebagai Contoh:
Jika RTD yang anda gunakan memiliki Sensor Range -200...600⁰C, maka sesuaikan pengaturan Sensor Range Scale pada Temperature Controller.

Scale High Limit -200⁰C, dan Scale Low Limit 600⁰C.

    Memasukkan data "Unit"

Sesuaikan juga Unit temperature yang ingin ditampilkan.

Sebagai Contoh:
Jika anda ingin agar Temperature Controller menampilkan suhu dalam skala Celcius maka pilih pengaturan Unit ⁰C, jika anda ingin menampilkan suhu dalam skala Fahrenheit maka pilih pengaturan Unit ⁰F.


Demikianlah sedikit penjelasan bagaimana cara pemasangan RTD dan Temperature Controller untuk aplikasi pengukuran Suhu (Temperatur).

Selain untuk pengukuran suhu, Temperature Controller juga dapat di aplikasikan untuk sistem otomatis dengan memanfaatkan fitur-fitur tambahan (Output) yang ada pada masing-masing Temperature Controller, seperti Alarm Output, relay Output, Digital Output maupun Analog Output (4-20mA).


Semoga bermanfaat!

Cara Memasang Fotocell (sensor cahaya) yang benar pada lampu penerangan



Beberapa petunjuk cara Pemasangan lampu penerangan otomatis dengan sensor cahaya (Fotocell).
Saat kita memasang lampu penerangan untuk menerangi taman, teras, jalan, dan area luar ruangan lainnya, kita tentu merasa terganggu jika harus keluar rumah hanya sekedar untuk menyalakan lampu tersebut di malam hari dan memadamkannya saat cahaya sudah terang di pagi hari.

Sebenarnya anda tidak perlu direpotkan dengan hal tersebut, karena anda dapat membuat lampu tersebut bekerja secara otomatis, lampu akan menyala di malam hari atau jika cahaya di luar sudah mulai gelap, serta lampu akan padam dengan sendirinya saat pagi hari cahaya diluar sudah mulai terang.

Bagaimana caranya agar Lampu penerangan dapat menyala dan padam secara otomatis?

Lampu otomatis dengan Fotocell
Caranya sederhana, yaitu dengan membuat  rangkaian lampu otomatis, cukup dengan memasang rangkaian sederhana dengan menggunakan sensor cahaya yang disebut dengan Photo Controls atau Fotocell.

Photo controls (Fotocell) adalah sebuah alat elektronik yang bekerja berdasarkan sensor intensitas cahaya yang diterimanya.
Baca juga: Apa yang dimaksud dengan Fotocell dan LDR?

Saat Photo controls (Fotocell) tersebut terkena cahaya yang cukup terang, maka secara otomatis alat tersebut akan memutuskan sumber listrik yang menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan padam dengan sendirinya.




Saat Photo controls (Fotocell) tersebut mendapatkan cahaya gelap (Kurang terang), maka secara otomatis alat tersebut akan terhubung dan mengalirkan sumber listrik yang menuju lampu penerangan, sehingga lampu akan menyala dengan sendirinya.

Fotocell pengganti Saklar
Jika sebelumnya lampu penerangan yang berada diluar ruangan menggunakan saklar manual untuk menyalakan dan memadamkan lampu tersebut, dengan memasang Photo control (Fotocell) Saklar tersebut tidak perlu dipasang lagi.

Photo Controls (Fotocell) dapat juga dikatakan sebagai saklar otomatis, menggantikan saklar manual yang sebelumnya terpasang.

Cara Menyambung Kabel FotoCell
Bagaimana rangkaian pemasangan Photo controls (Fotocell) untuk lampu penerangan?

Photo control (Fotocell) dipasangkan pada rangkaian kabel sumber listrik yang menuju lampu, Biasanya terdapat 3 kabel keluaran pada Photo Controls (Fotocell) tersebut.

1. Kabel berwarna Hitam
Kabel warna Hitam disambungkan pada kabel fase yang berasal langsung dari sumber listrik.

2. Kabel berwarna Putih
Kabel warna Putih disambungkan pada kabel Netral yang berasal langsung dari sumber listrik.

3. Kabel berwarna Merah
Kabel warna Merah disambungkan pada Kabel lampu penerangan.

Untuk lebih jelasnya mengenai rangkaian cara penyambungan kabel photo controls (Fotocell) pada lampu penerangan, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Setelah kita mengetahui, bagaimana cara membuat lampu otomatis dengan menggunakan sensor cahaya, serta mengetahui bagaimana cara menyambung kabel-kabelnya, selanjutnya yang juga perlu kita ketahui bagaimana posisi pemasangan Photo control (Fotocell) yang benar.

Karena meskipun kita sudah menggunakan Photo controls (Fotocell) pada lampu penerangan tersebut, serta kita sudah menyambung kabelnya dengan benar, namun posisi pemasangan Photo controls (Fotocell) tidak tepat, maka lampu tidak dapat bekerja secara otomatis sesuai dengan keinginan kita.

Posisi Pemasangan Photo controls (Fotocell) yang benar
Beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memastikan posisi pemasangan Photo controls (Fotocell) yang benar, antara lain:

    Pasang Photo controls (Fotocell) pada posisi yang terkena cahaya matahari langsung.
    Pastikan tidak ada benda lain yang menutupi Photo controls (Fotocell), sehingga dapat menghalangi cahaya matahari. (jangan memasang Photo controls (Fotocell) di bawah pohon, atap, atau benda lainnya)
    Pasang Photo controls (Fotocell) pada posisi yang terhindar dari cahaya lampu. (Jangan memasang Photo controls (Fotocell) dibawah lampu atau disamping lampu).
    Pastikan posisi pemasangan Photocontrol (fotocell) sudah benar atau tidak terbalik.
    Photo controls (Fotocell) sudah dirancang sedemikian rupa agar dapat terhindar dari masuknya air (Kedap air), namun jika pemasangannya terbalik, dapat menyebabkan air masuk kedalam sensor tersebut dan mengakibatkan sensor rusak (short circuit).


Dengan menggunakan sensor cahaya untuk lampu penerangan, anda tidak perlu repot lagi keluar rumah untuk menyalakan atau memadamkan lampu tersebut, karena Lampu tersebut sudah bekerja secara otomatis.


Semoga bermanfaat!

Apa yang menyebabkan Listrik dirumah Padam?


Apa sebenarnya yang menyebabkan listrik di rumah tiba-tiba padam, bahkan terkadang padam sesaat kemudian menyala dan padam lagi, kenapa?
Padamnya listrik di rumah secara tiba-tiba tentunya membuat kita kesal dan kecewa, berbagai prasangka timbul di pikiran kita.
Kenapa listrik dirumah sering padam?
Apakah listrik padam karena disengaja?
Listrik tiba-tiba padam, kemudian menyala dan padam lagi, ada apa sebenarnya?
Kita tentunya pernah mengalami, saat sedang asyik bersama keluarga di rumah, sambil menonton televisi, mendengarkan musik, atau lainnya, tiba-tiba listrik di rumah padam, sehingga membuat suasana menjadi gelap, dan suasana menjadi kurang menyenangkan.

Apa sebenarnya penyebab listrik dirumah padam secara tiba-tiba?
Terkadang padamnya listrik dirumah hanya terjadi sesaat, kemudian menyala lagi, namun tak lama kemudian Listrik padam lagi, seolah-olah ada yang memadamkan dan menyalakan dengan sengaja.

Mungkin anda juga pernah berpikir demikian, kenapa listrik padam dan menyala dalam waktu yang sangat singkat, apakah ini ulah orang-orang yang sedang iseng dan mengganggu ketenangan orang lain?

Sebelum kita menduga yang bukan-bukan, ada baiknya kita mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan padamnya listrik di rumah, baik itu sesaat, atau bahkan padamnya listrik dirumah dalam waktu yang cukup lama atau bisa sampai seharian.


Padamnya Listrik di rumah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun sebaiknya terlebih dahulu kita bagi penyebabnya menjadi 2 (dua) macam penyebab, yakni:

1. Padamnya listrik dirumah yang disebabkan gangguan internal
Gangguan internal disini maksudnya adalah gangguan yang terjadi dari KWHmeter menuju instalasi didalam rumah kita.
Penyebab padamnya listrik di rumah dapat juga dikarenakan adanya gangguan atau permasalahan yang berasal dari instalasi listrik dirumah kita sendiri, penyebab yang berasal dari instalasi listrik di rumah kita, dan yang sering terjadi adalah karena MCB trip (Jepret).
Berbagai penyebab MCB dirumah Trip (Jepret), dan solusinya

Listrik dirumah padam, karena MCB turun (Jeglek), dapat disebabkan oleh beberapa gangguan, antara lain:

    Kelebihan beban daya listrik atau pemakaian listrik yang berlebihan.
    Terjadi korsleting (short circuit) pada instalasi listrik yang ada dirumah kita, seperti kabel, stopkontak, fiting lampu dan lainnya.
    Terjadi korsleting yang berasal dari berbagai peralatan listrik yang kita gunakan, seperti lampu, setrika, televisi, rice cooker, kipas angin, dan lainnya.
    MCB yang ada dirumah kita sudah rusak, pemasangan kabel kendur, dan sebagainya.





2. Listrik Padam yang disebabkan karena ada gangguan dari Eksternal
Gangguan eksternal disini maksudnya adalah adanya gangguan yang berasal dari pihak PLN, dimulai dari meteran menuju kabel TR ditiang sampai ke sumber pembangkit listrik.

Penyebab padamnya listrik dirumah, karena adanya gangguan dari pihak PLN dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:

    Pemadaman listrik bergilir

Listrik di rumah padam karena terjadinya pemadaman bergilir dari pihak PLN.
Pemadaman bergilir terjadi karena adanya perawatan atau perbaikan yang menyebabkan supplai listrik berkurang, sehingga sumber listrik yang menuju ke rumah-rumah tidak mampu untuk menyuplai kebutuhan listrik konsumen secara keseluruhan.
Baca juga: Bagaimana Listrik bisa sampai kerumah kita?

Gangguan yang terjadi dapat berupa karena adanya perawatan atau perbaikan pada pembangkit listrik, pada kabel jaringan Tegangan menengah, Trafo, dan lainnya.

    Pemadaman listrik secara tiba-tiba

Listrik padam tiba-tiba dan dalam waktu yang cukup panjang, dapat disebabkan oleh karena adanya gangguan pada jaringan listrik maupun dari pembangkit listrik, dan hal ini tidak terencana.

Seperti halnya dirumah-rumah, jaringan listrik milik PLN juga dilengkapi dengan berbagai pengaman, baik itu pengaman listrik terhadap kelebihan beban (Over current), pengaman kelebihan tegangan (Overvoltage), pengaman saat terjadi sambaran petir, dan sebagainya.

Jika terjadi gangguan kelebihan beban, tegangan yang tinggi, sambaran petir, kebocoran listrik dan sebagainya, maka sistem pengaman akan bekerja memutuskan rangkaian listrik, dan menyebabkan listrik dirumah padam.
Pihak PLN akan segera mengetahui gangguan tersebut dan langsung melakukan perbaikan secepat mungkin, karena padamnya listrik ke rumah-rumah juga merupakan kerugian bagi pihak PLN.

    Listrik padam tiba-tiba dan hanya sesaat

Jika kejadian listrik padam tiba-tiba dan hanya sesaat, kemungkinan hal ini disebabkan karena sistem pengaman yang terpasang pada jaringan listrik PLN mendeteksi adanya gangguan, kemudian secara otomatis akan memutuskan rangkaian listrik menuju kerumah-rumah, setelah gangguan hilang maka pengaman listrik tersebut akan mengalirkan kembali listrik ke rumah-rumah, dan hal ini bekerja secara otomatis.

Salah satu contoh pengaman listrik yang terpasang pada jaringan tegangan menengah (TM) milik PLN adalah Recloser.

Recloser adalah suatu pengaman yang bekerja secara otomatis memutuskan dan menghubungkan aliran listrik.

Recloser akan bekerja memutuskan aliran listrik jika terjadi gangguan seperti kebocoran listrik, tegangan lebih, dan sebagainya, jika kondisi gangguan tidak ada lagi, maka Recloser akan secara otomatis mengalirkan listrik kembali.

Salah satu contoh gangguan yang sering terjadi adalah saat ada dahan pohon yang menyentuh kabel jaringan listrik, maka hal ini menyebabkan kebocoran listrik mengalir ke pohon tersebut.

Recloser akan mendeteksi hal tersebut dan dalam waktu yang singkat akan memutuskan aliran listrik.

Jika dahan tersebut sudah terlepas atau tidak bersentuhan dengan kabel listrik lagi, maka Recloser akan kembali mengalirkan listrik ke rumah-rumah.

Hal ini adalah salah satu penyebab mengapa listrik padam sesaat kemudian menyala kembali.

    Jaringan Listrik PLN dilengkapi dengan berbagai sistem pengaman yang lebih canggih dibanding dirumah-rumah kita dan sebagian bekerja secara otomatis, hal ini demi menjaga keselamatan dan bahaya listrik yang lainnya.


Semoga dengan sedikit penjelasan diatas, kita tidak lagi bertanya-tanya kenapa listrik dirumah padam, dan terkadang padam sesaat dan menyala lagi.

Apa saja Alat kerja seorang Teknisi Listrik (Electrician)?


Daftar berbagai Alat kerja yang biasa digunakan oleh seorang Teknisi listrik atau tukang Listrik (Electrician), dan fungsi Alat kerja listrik tersebut.
Apa saja Alat kerja yang biasa digunakan seorang Teknisi listrik atau tukang listrik (Electrician)?

Dan apa saja fungsi dari berbagai Alat kerja listrik, tersebut?

Setiap teknisi tentunya membutuhkan peralatan atau alat yang digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan dan perbaikan.

Begitu juga halnya dengan Teknisi listrik atau tukang listrik (Electrician), takkan bisa lepas dari berbagai alat kerja listrik yang wajib dibawa saat akan melakukan pekerjaan, baik itu saat akan memasang suatu instalasi listrik, melakukan perbaikan listrik, atau saat sekedar untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan berbagai peralatan dan perlengkapan instalasi listrik.

Sebagai contoh, seorang teknisi atau tukang listrik takkan dapat melakukan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan listrik jika tidak membawa Testpen.

Testpen termasuk salah satu dari sekian banyak alat kerja listrik yang wajib dibawa dan digunakan setiap teknisi atau tukang listrik saat melakukan berbagai pekerjaan listrik.

Selain Testpen, masih banyak lagi berbagai alat kerja yang biasanya dibawa dan digunakan seorang teknisi listrik.

Berbagai Alat kerja Teknisi Listrik
Berikut beberapa alat kerja listrik yang biasanya digunakan dan dibawa seorang tukang listrik saat bekerja, antara lain:


. Testpen
Tespen (testpen)
Tespen merupakan suatu alat kerja yang wajib dibawa dimanapun teknisi listrik bekerja.

Testpen berfungsi sebagai alat kerja untuk mendeteksi atau memeriksa apakah suatu peralatan listrik dialiri tegangan atau tidak.
Cara menggunakan Testpen

Bentuknya kecil, ringan, mudah dibawa dan ditaruh dalam saku, dan dapat juga digunakan untuk membuka sekrup-sekrup ukuran kecil.

Untuk menjaga keselamatan saat bekerja, Setiap teknisi listrik harus memastikan terlebih dahulu setiap peralatan yang akan diperiksa atau diperbaikinya, apakah masih bertegangan atau tidak dengan menggunakan Testpen, sebelum memulai pekerjaan.

 2. Tang
Tang (Pliers)
Tang merupakan suatu alat kerja sejenis tuas, yang terbuat dari bahan logam dengan dilapisi karet (Isolasi) dibagian pegangan (gagang).

Sebenarnya Tang juga banyak digunakan untuk pekerjaan montir, mekanik, teknisi mesin, tukang kayu, dan pekerjaan lainnya.

Namun khusus untuk Teknisi Listrik, Tang yang digunakan harus yang di desain khusus untuk kerja listrik, memiliki bahan isolasi/karet pada pegangan (gagang) dengan kemampuan bahan isolatornya mencapai 1000Volt (tegangan tembus isolator), sehingga aman untuk digunakan pada pekerjaan yang berhubungan dengan Tegangan Listrik.

Tang yang biasa digunakan sebagai Alat kerja Teknisi Listrik (Electrician), terdapat berbagai macam, sesuai dengan bentuk dan kegunaannya.

    Tang kombinasi

Tang Kombinasi (Combination Pliers)
Tang kombinasi berfungsi sebagai alat bantu untuk memegang, mencengkeram, memuntir, memotong berbagai benda kerja.




Contoh penggunaan Tang kombinasi:
Tang kombinasi dapat digunakan untuk memegang kabel, memotong kabel, memuntir kabel, menyambung kabel, membuka baut/sekrup kecil yang sulit dibuka dengan obeng, dan berbagai fungsi lainnya.

    Tang potong

Tang potong (Side Cutting Pliers)
Tang potong berfungsi sebagai alat kerja untuk memotong kabel listrik, wire.

    Tang Lancip

Tang lancip (Long-Nose Pliers)
Tang Lancip berfungsi sebagai Alat kerja listrik untuk memegang benda kerja yang berukuran kecil, memuntir kabel, membuat bulatan di ujung kabel, dan dapat juga digunakan untuk memotong kabel.



    Tang Skun

Tang skun (Crimping Pliers)
Tang Skun berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk menjepit skun kabel (Cable Scone) pada ujung kabel listrik agar terpasang dengan baik.
Selain itu Tang Skun (Crimping Pliers) juga dapat digunakan untuk mengupas, dan memotong kabel yang berdiameter kecil.

 3. Obeng
Obeng (Screw-Drivers)
Obeng merupakan suatu alat kerja yang berbentuk bulat memanjang, berbahan logam dengan dilapisi bahan karet/isolator dibagian pegangan (Gagang).

Sama halnya dengan Tang, Obeng tak hanya digunakan untuk alat kerja teknisi listrik, Obeng juga digunakan oleh Teknisi mesin, Montir, Bengkel, Mekanik, tukang kayu, dan pekerjaan lainnya.

Namun Obeng yang digunakan untuk Teknisi Listrik (Electrician) harus memiliki desain khusus, terbungkus dengan bahan karet atau Isolator pada hampir seluruh bagian dari obeng tersebut kecuali pada bagian ujung (mata Obeng), dengan ketahanan tegangan tembus isolasi sebesar 1000Volt. sehingga aman untuk digunakan untuk berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan tegangan Listrik.

Tedapat berbagai macam jenis, bentuk dan ukuran Obeng yang digunakan oleh Teknisi Listrik, namun secara umum Obeng tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

    Obeng Plus (+)

Obeng Plus (Philips Screw-drivers)
Obeng Plus biasa juga disebut dengan Obeng Kembang atau dalam bahasa inggris disebut dengan Philips Screw-Drivers.

Obeng Plus berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk membuka, memasang, mengendurkan, mengencangkan baut atau sekrup yang memiliki bagian atas (Kepala) berbentuk silang (Plus).

    Obeng Minus (-)

Obeng Minus (Slotted Screw-drivers)
Obeng Minus biasa juga disebut dengan Obeng Pipih atau dalam bahasa inggris disebut dengan Slotted Screw-Drivers.

Obeng Minus berfungsi sebagai alat kerja listrik untuk membuka, memasang, mengendurkan, mengencangkan baut atau sekrup yang memiliki bagian atas (Kepala) berbentuk Pipih (Minus).

 4. Solder
Solder (Patri)
Solder merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mencairkan Timah Solder, untuk keperluan sambungan kabel berukuran kecil, maupun pemasangan berbagai komponen listrik pada Papan rangkaian (PCB).

Solder adalah alat listrik yang mengubah energi listrik untuk menghasilkan Panas.

Sambungan kabel (wire) dengan cara di solder termasuk cara penyambungan yang baik dan aman, karena sambungan terhubung dengan kuat (Tidak mudah longgar).

5. Kunci Inggris
Kunci inggris (Adjustable Wrench)
Kunci Inggris merupakan suatu alat kerja yang banyak digunakan oleh berbagai teknisi, baik untuk teknisi listrik, teknisi mesin, montir, mekanik, dan lainnya.

Namun, khusus untuk Kunci inggris yang digunakan sebagai alat kerja Tukang listrik (Electrician), harus didesain khusus dengan dilengkapi pengaman dibagian pegangan atau gagang dari bahan karet atau bahan Isolator yang tidak tembus tegangan listrik, sehingga aman digunakan.

Kunci inggris adalah suatu alat kerja yang berfungsi untuk membuka, mengendurkan, mengencangkan baut, dengan ukuran yang dapat disesuaikan (Adjustable).

6. Cutter
Cutter (Pemotong) adalah suatu alat kerja sejenis pisau yang dapat digunakan untuk memotong, bagian pegangan (Gagang) berbahan plastik (Isolator).

Khusus untuk alat kerja teknisi listrik, Cutter digunakan untuk mengupas, membelah bagian isolasi kabel listrik yang memiliki ukuran lebih besar, yang tidak dapat dikupas dengan menggunakan Tang.

7. Isolasi
Selasiban, Isolasi, Insulation Tape (Isolasi).
Isolasi merupakan suatu alat atau bahan kerja yang pastinya dibawa oleh seorang tukang listrik atau teknisi listrik.

Isolasi (Selasiban) berfungsi untuk membalut/membungkus bagian sambungan-sambungan kabel agar tegangan listriknya dapat ter-isolasi dan tidak membahayakan.

8. Tas pinggang
Tas pinggang (Bag Pouch)
Tas pinggang juga merupakan suatu alat kerja yang banyak digunakan atau dibawa oleh seorang teknisi listrik.

Tas pinggang (Bag Pouch) berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menyimpan berbagai peralatan dan alat kerja sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana saat bekerja.

 9. Multitester
Multitester, Multimeter, atau AVO meter
Multi tester merupakan salah satu alat kerja seorang tukang listrik yang sangat penting.
Cara menggunakan Multitester Analog

Multi tester berguna untuk melakukan berbagai pengukuran yang menyangkut dengan kelistrikan, seperti untuk mengukur besar tegangan listrik (Volt)), untuk mengukur arus listrik DC, mengukur nilai resistor (Tahanan), dan lain sebagainya.

Tips memilih Multitester yang anda butuhkan
Multi tester yang biasa digunakan oleh seorang teknisi listrik ada 2 macam, yaitu:

    Multi tester Analog
    Multi tester Digital

 10. Tang Ampere
Tang ampere (Clamp Meter)
Tang Ampere (Clamp-meter) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur besaran Arus listrik AC.

Cara mengukur Arus listrik dengan menggunakan Tang ampere sangat praktis dan mudah, hanya dengan menjepit (Melingkarkan) bagian Tang ampere yang menyerupai tang (Penjepit), maka besar arus yang mengalir pada suatu kabel dapat diketahui, tanpa harus membuka atau memutuskan kabel tersebut.

Jika Multitester dapat digunakan untuk mengukur Arus (Ampere) listrik searah (DC), maka Tang Ampere (Clamp Meter) dapat digunakan untuk mengukur besar Arus listrik AC (Arus bolak-balik).

 11. ELCB Tester
ELCB Tester adalah suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengetahui kondisi atau kehandalan dari suatu alat pengaman anti kontak (ELCB) yang sudah terpasang pada suatu instalasi listrik. Cara menggunakan ELCB Tester

ELCB tester dapat mengetahui apakah ELCB (Anti Kontak Listrik) yang terpasang masih dalam kondisi bagus dan dapat memberikan perlindungan pada saat terjadi kebocoran listrik (Kesetrum).

 12. Insulation Tester
Insulation tester atau disebut juga dengan Megger (Mega-Ohm Meter)
Insulation Tester (Megger) merupakan suatu alat kerja listrik yang berfungsi untuk mengukur kondisi isolasi dari suatu kabel penghantar listrik. Cara menggunakan Insulation tester

 13. Temperature Infrared
Temperature Infrared, Temperature Non-Contact.
Temperature Infrared merupakan suatu alat kerja atau alat ukur suhu dengan prinsip kerja Infra-merah. Prinsip kerja Infrared Temperature

Alat ukur Temperature Infrared ini dapat mengukur suhu suatu benda tanpa harus bersentuhan langsung dengan benda yang diukurnya.

Alat ini digunakan untuk mengetahui kondisi berbagai peralatan listrik, seperti kondisi Suhu Kabel, Suhu Transformer, Suhu sambungan-sambungan kabel, Suhu terminal-terminal kabel, suhu Capasitor, suhu motor listrik dan berbagai peralatan listrik lainnya.

Seperti kita ketahui, jika berbagai peralatan listrik memiliki suhu panas yang cukup tinggi, akan mengakibatkan berbagai kerusakan dan bahkan dapat menimbulkan api atau kebakaran.

Oleh karena itu harus dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi Suhu/Panas berbagai peralatan listrik dan instalasi dengan menggunakan IR-Temperature.

Apa sebenarnya Pengertian Visi dan Misi, apa bedanya?



Kita tentu pernah mendengar atau bahkan mengucapkan Kata Visi dan Misi, lalu Apa sebenarnya arti dari kata Visi dan Misi, dan apa perbedaannya?
Apa sebenarnya pengertian dari Visi dan Misi?
Apa perbedaan dari Kata Visi dan Misi tersebut?
Lalu mengapa kata Visi dan Misi sering digunakan bersamaan?

Apa sebenarnya Pengertian Visi dan Misi, apa bedanya
Apakah anda juga memiliki Visi dan Misi dalam hidup, sekolah, bekerja, rumah tangga, atau hal lainnya?
Penggunaan kata Visi dan Misi memang sering digunakan terutama pada perusahaan-perusahaan, meski sebenarnya Visi dan Misi tak hanya untuk kalangan perusahaan, organisasi atau lainnya.

Bahkan untuk diri kita sendiri, tentu memiliki Visi dan misi, baik itu untuk mencapai cita-cita, menjalankan usaha, membina rumah tangga, dan lain sebagainya.

Sebagai Contoh:
Saat kita masih duduk di bangku sekolah, tentunya memiliki keinginan agar kita menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan nilai yang bagus. (Visi)




Lalu agar kita menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan nilai yang bagus, tentunya kita akan lebih rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar, dengan mengikuti Pelajaran tambahan diluar jam sekolah, dan sering membaca buku di rumah. (Misi)

Menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan Nilai yang bagus di sekolah, itu adalah Tujuan kita.

Rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar, dengan mengikuti Pelajaran tambahan diluar jam sekolah, dan sering membaca buku di rumah.adalah cara yang kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam hal ini, sebenarnya kita sudah memiliki Visi dan Misi sebagai seorang siswa.

Visi
Menjadi anak yang pintar dan selalu mendapatkan Nilai yang bagus di sekolah.

Misi
Rajin dan sungguh-sungguh dalam belajar, dengan mengikuti Pelajaran tambahan diluar jam sekolah, dan sering membaca buku di rumah.

Contoh lainnya:
Sebagai seorang karyawan, tentunya kita ingin menjadi karyawan terbaik, mendapatkan kepercayaan atasan, sehingga mendapatkan kenaikan gaji dan jabatan. (Visi)

Visi
Menjadi karyawan terbaik, mendapatkan kepercayaan atasan, sehingga mendapatkan kenaikan gaji dan jabatan adalah suatu Keinginan atau Tujuan, dan ini sudah termasuk sebagai Visi kita sebagai seorang Karyawan.

Lalu bagaimana caranya agar keinginan kita tersebut dapat tercapai?

Misi
Untuk dapat mewujudkan keinginan kita, yakni Menjadi karyawan terbaik, mendapatkan kepercayaan atasan, sehingga mendapatkan kenaikan gaji, Tentunya kita sebagai seorang karyawan harus selalu Disiplin, masuk kerja tepat waktu, Selalu patuh terhadap perintah atasan, melaksanakan setiap perintah dengan sebaik-baiknya, dan mematuhi setiap peraturan yang ada di perusahaan tersebut. (Misi)
Ini merupakan cara-cara yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan ini merupakan Misi kita sebagai seorang karyawan.

Pengertian Visi dan Misi
Dengan demikian, dapat kita simpulkan, pengertian dari Visi dan Misi, adalah:

Visi
Visi: Merupakan suatu pemikiran, tujuan atau cita-cita jangka panjang yang ingin dicapai di masa yang akan datang.

Misi
Misi: Merupakan rencana kerja, tindakan yang dilakukan untuk dapat mewujudkan Visi tersebut.

Perbedaan Visi dan Misi
Atau secara singkat dapat diartikan bahwa Visi-Misi adalah:

    Visi adalah Apa yang ingin dicapai?
    Misi adalah Apa yang dilakukan untuk mencapainya?


Semoga dengan beberapa contoh dan penjelasan mengenai pengertian kata VISI dan MISI diatas, dapat lebih mempermudah kita untuk memahami apa sebenarnya maksud atau arti dari kata Visi dan Misi tersebut.

Dan perlu diingat, bahwa tak hanya suatu lembaga, organisasi, atau perusahaan yang harus memiliki Visi dan Misi.

Setiap orang juga tentunya memiliki Visi dan Misi yang mungkin berbeda-beda satu dengan yang lainnya, baik dalam mencapai Cita-cita, masa depan, Usaha, karir, pekerjaan, pendidikan, rumah tangga, keluarga dan lain sebagainya.

Apa “Visi dan Misi” Anda?

Cara sederhana agar Lampu tetap menyala saat Listrik padam karena kelebihan beban.


Bagaimana Caranya, agar Lampu dirumah tetap menyala saat listrik padam karena Pemakaian daya listrik yang berlebihan?
Apa yang terjadi, jika kita terlalu banyak memakai alat-alat listrik secara bersamaan, sehingga melebihi daya listrik yang terpasang?
MCB dirumah akan turun (Jeglek), dan akhirnya listrik dirumahpun padam.

Jika MCB jepret (Trip) saat malam hari, tentu rumah anda akan menjadi gelap, hal ini tentu akan menyulitkan kita untuk menyalakan kembali MCB yang jeglek (jepret) tersebut, apalagi biasanya MCB terpasang diluar rumah.

Bagaimana caranya, agar lampu tetap dapat menyala, saat listrik dirumah anda padam karena kelebihan pemakaian alat-alat listrik (Kelebihan daya) dan MCBnya Jepret (Trip)?

Anda tentu pernah mengalami, saat malam hari berkumpul bersama keluarga di rumah, Tiba-tiba rumah menjadi Gelap karena Listrik di rumah anda Padam.

Setelah diperiksa, ternyata penyebab padamnya listrik dirumah anda adalah karena kelebihan beban, atau terlalu banyak menggunakan alat-alat listrik dan elektronik secara bersamaan, dan menyebabkan MCB di rumah anda Trip (MCB Jeglek atau jepret).
Peralatan Listrik dirumah yang paling besar biaya tagihan listriknya

Tentu hal ini akan membuat anda dan keluarga menjadi sangat terganggu, ditambah lagi suasana rumah yang gelap menyebabkan anda sulit untuk menyalakan kembali MCB yang letaknya berada diluar rumah.




Bagaimana caranya, meskipun MCB jepret dan listrik dirumah padam, namun Lampu masih menyala?

MCB yang ada dirumah kita memang sudah disesuaikan dengan batas maksimal pemakaian daya listrik, Hal ini bertujuan agar pemakaian alat-alat listrik tidak melebihi batasan daya listrik yang sudah terpasang.
Cara menentukan ukuran MCB yang dibutuhkan

Jika listrik di rumah anda terpasang dengan daya maksimal 900watt, maka alat-alat listrik yang bisa kita nyalakan secara bersamaan tidak boleh melebihi 900watt.

Namun ada kalanya, tanpa kita sadari, kita menggunakan berbagai peralatan listrik secara bersamaan dan melebihi daya maksimalnya, akibatnya MCB akan trip (Jepret) dan listrik di rumah anda pun padam.

Pemakaian daya listrik paling banyak biasanya terjadi saat malam hari, disaat yang bersamaan Televisi menyala, Kulkas, AC, Setrika listrik, dan Lampu-lampu.

Jika hal ini terjadi, tentunya akan mengakibatkan Listrik dirumah anda padam, dan tentunya Lampu-lampu juga ikut padam, suasana rumah pun menjadi gelap.

Namun, sebenarnya ada cara yang sangat sederhana, bagaimana agar Lampu tetap menyala, saat Listrik padam karena kelebihan beban.

Cara sederhana agar lampu tetap menyala, saat listrik padam karena kelebihan beban.
Cara sederhana yang dapat kita lakukan agar saat Listrik padam karena pemakaian listrik yang berlebihan, namun Lampu-lampu tidak ikut padam, sehingga rumah anda tetap terang, dan anda akan lebih mudah untuk keluar rumah dan menyalakan kembali MCB yang jeglek (Jepret) dan mengurangi pemakaian Alat-alat Listrik yang ada.

Memasang MCB terpisah untuk Lampu dirumah.
Biasanya Seluruh instalasi dirumah anda terpasang dalam satu jalur dan hanya menggunakan satu MCB, sehingga saat MCB tersebut trip atau turun (atau istilah lainnya MCB jepret / Jeglek), seluruh peralatan listrik akan padam termasuk Lampu.

Stop kontak, saklar dan lampu-lampu biasanya terpasang dalam satu rangkaian dan satu MCB.

Oleh karena itu, Kita harus membuat jalur kabel tersendiri khusus untuk saklar dan lampu-lampu, dengan menggunakan satu MCB yang terpisah.

Cara ini dapat anda lakukan, dengan memisahkan kabel seluruh lampu-lampu dirumah, atau paling tidak buatlah satu lampu khusus dengan jalur kabel dan MCB tersendiri.

Untuk lebih jelasnya, anda bisa melihat gambar rangkaian berikut ini:
Membuat inRangkaian Lampu terpisah

    MCB Utama, adalah MCB yang sudah terpasang sebelumnya, biasa terpasang dengan KWH meter milik PLN, ukuran MCB disesuaikan dengan daya yang sudah terpasang.

    MCB kedua, dipasang untuk Stopkontak dan seluruh instalasi listrik di dalam rumah, dan pastikan ukuran MCB kedua ini lebih rendah amperenya dari MCB Utama, agar saat terjadi kelebihan beban listrik, MCB inilah yang Trip atau jepret (Jeglek).

    MCB ketiga, adalah MCB yang khusus dipasang untuk Lampu, anda bisa menambahkan Lampu baru selain lampu-lampu yang sudah ada, agar lebih mudah dan tidak perlu merubah instalasi yang sudah ada. ukuran MCB untuk lampu dapat disesuaikan dengan daya lampu yang terpasang, anda dapat memasang MCB 1A.

    Saat terjadi kelebihan beban, MCB kedua akan jepret karena ukuran amperenya lebih rendah dari MCB Utama, namun Lampu tetap mendapatkan tegangan listrik dari MCB Utama.


Selamat mencoba, dan semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmustalasi listrik dengan lampu terpisah

Bagaimana Listrik bisa sampai di rumah kita?



Listrik yang kita gunakan dirumah, berasal dari pembangkit listrik melalui jaringan-jaringan tegangan tinggi.
Dari mana sebenarnya listrik yang ada di rumah kita?
Listrik yang kita gunakan sehari-hari, sumbernya dari mana?
Dari mana sebenarnya asal mula sumber listrik hingga sampai di rumah kita?

Di rumah kita sudah tersedia listrik, yang dapat kita gunakan untuk berbagai keperluan, seperti listrik untuk menyalakan Televisi, kipas angin, AC, Memasak nasi, menyalakan Kulkas, mesin cuci, Charger, dan banyak lagi yang lainnya.

Cukup dengan mencolokkan steker dari berbagai peralatan listrik tersebut ke stopkontak (Colokan), dan Peralatan listrik maupun alat elektronik yang kita miliki dapat menyala.

Berbagai peralatan listrik dan maupun elektronik yang ada dirumah kita takkan berguna jika tidak ada listrik.
Baca juga: Peralatan listrik yang besar biaya listrik perbulannya

Bagaimana Listrik bisa sampai kerumah?
Saat listrik di rumah kita padam, seluruh peralatan listrik dan elektronik tak dapat digunakan, bahkan lampu-lampu juga ikut padam, rumah kita menjadi sunyi dan gelap.




Lalu, pernahkah kita bertanya dari mana datangnya listrik tersebut, hingga bisa sampai di rumah kita dan dapat kita gunakan untuk berbagai keperluan.

Bagi anda yang menggunakan Genset sendiri, tentu sumber listrik yang anda gunakan berasal dari genset tersebut.

Namun bagi anda yang mendapatkan sumber listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara), tentu listrik yang anda gunakan berasal dari Listrik PLN.

Listrik tersebut, berasal dari mana?
Listrik yang kita gunakan di rumah-rumah adalah tegangan listrik AC (Alternating Current) atau biasa disebut dengan Tegangan listrik arus bolak-balik.

Besar tegangan listrik yang sampai di rumah dan kita gunakan sehari-hari adalah 220 VAC (Volt AC).

Setiap energi listrik Arus Bolak-balik (AC) berasal dari suatu Pembangkit Listrik AC, Pembangkit listrik AC biasa disebut dengan Alternator (Alternating Current Generator).

Jadi, Listrik yang sampai dirumah kita, juga berasal dari suatu pembangkit Listrik.

Pembangkit Listrik
Terdapat berbagai jenis Pembangkit listrik yang digunakan, antara lain:

    PLTD: Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
    PLTA: Pembangkit Listrik Tenaga Air
    PLTU:Pembangkit Listrik Tenaga Uap
    PLTG: Pembangkit Listrik Tenaga Gas
    PLTGU: Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
    PLTP: Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
    PLTS: Pembangkit Listrik Tenaga Surya
    PLTN: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
    PLTMG: Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas


Listrik yang sampai ke rumah-rumah kita, berasal dari berbagai macam Pembangkit Listrik, dan yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah PLTA dan PLTU.

Listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik baik PLTU atau PLTA tersebut, dialirkan melalui beberapa jaringan-jaringan, hingga akhirnya sampai di rumah-rumah.

Bagi anda yang ingin mengetahui, dari mana datangnya listrik yang ada dirumah-rumah, berikut ini alur Jaringan listrik dari sumber utamanya sampai didistribusikan ke rumah-rumah.

Bagaimana Listrik tersebut bisa sampai kerumah kita?

Alur Jaringan Listrik dari Pembangkit sampai didistribusikan ke rumah-rumah.
1. Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik merupakan sumber Utama listrik yang bisa sampai di rumah-rumah, namun karena jaraknya cukup jauh, maka Pembangkit Listrik ini harus melalui beberapa proses terlebih dahulu sebelum digunakan oleh konsumen.

Tegangan Listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik utama, adalah berkisar antara 6.000Volt (6KV)- 24.000 Volt(24KV). Kenapa Jaringan Transmisi Tegangannya sangat Tinggi?

2. Jaringan Transmisi
Tegangan listrik dari Pembangkit listrik utama, kemudian dialirkan melalui Jaringan Transmisi, Jaringan transmisi biasanya menggunakan sistem saluran udara (Kabelnya berada diatas udara).

Tegangan dari pembangkit Listrik yang semula berkisar (6KV s/d 24KV) dinaikkan menjadi 70KV s/d 500KV pada Gardu Induk Transmisi.

3. Jaringan Distribusi Primer
Tegangan listrik dari Jaringan Transmisi (70KV s/d 500KV) kemudian dialirkan ke gardu-gardu induk jaringan distribusi Primer untuk diturunkan menjadi 20KV (20.000Volt).

Kemudian Listrik dengan Tegangan 20.000Volt dialirkan melalui jaringan Distribusi Primer menuju Jaringan Distribusi Sekunder.

4. Jaringan Distribusi Sekunder
Jaringan Distribusi Primer dengan Tegangan sebesar 20.000Volt kemudian dialirkan menuju Jaringan Distribusi Sekunder, dan diturunkan menjadi 220Volt (fasa dengan Netral) atau 380Volt (fasa dengan fasa).

Jaringan distribusi sekunder dengan tegangan 220 Volt (Fase dan netral) inilah yang kemudian dialirkan ke rumah-rumah kita, dan dapat kita gunakan untuk menyalakan berbagai peralatan listrik yang kita miliki.


Semoga bermanfaat!

Berbagai bahan Instalasi listrik yang bagus dan aman serta cara memasangnya


Apa saja Bahan yang dibutuhkan untuk pemasangan instalasi listrik yang baik dan aman?
Untuk memasang instalasi listrik di rumah yang baik dan aman, tentunya dibutuhkan berbagai bahan atau peralatan listrik yang tepat, serta cara memasang yang benar.

Ada beberapa bahan atau material untuk pemasangan instalasi listrik di rumah yang perlu kita ketahui, dan tentunya harus yang sesuai baik dari sisi keselamatan dan kehandalannya.

Bahan-bahan instalasi listrik yang biasa kita gunakan, antara lain: MCB, ELCB, Kabel, Saklar, Colokan (Stop kontak), sekring, dan lainnya.

Namun, dengan hanya mengetahui beberapa bahan atau Alat-alat listrik untuk pemasangan instalasi listrik di rumah tidaklah cukup, tentunya kita harus mengetahui juga apa fungsi dari alat-alat listrik tersebut, dan bagaimana cara pemasangan yang benar dan aman.
Sudah amankah Instalasi Listrik di rumah anda?

Oleh karena itu,kali ini kita akan berbagi mengenai apa saja bahan atau material yang diperlukan untuk pemasangan instalasi listrik yang baik dan Aman, serta cara memasangnya.

Berbagai Bahan Instalasi Listrik dan cara memasang yang benar dan aman
1. Kabel
Kabel adalah salah satu bahan utama untuk pemasangan Instalasi listrik di rumah.

Kabel berfungsi sebagai penghantar listrik, untuk mengalirkan listrik dari sumber listrik menuju berbagai peralatan listrik lainnya yang ada di dalam suatu instalasi listrik dirumah.




Terdapat berbagai jenis bahan yang digunakan untuk penghantar Listrik, Namun bahan penghantar atau Kabel yang baik untuk menghantarkan Listrik adalah kabel dengan bahan Tembaga, karena memiliki daya hantar yang bagus dan tahanan jenis yang kecil.
Jenis-jenis bahan penghantar listrik dan tahanan jenisnya (Rho).

Setelah kita memilih kabel yang berbahan tembaga, selanjutnya kita juga harus memilih jenis kabel yang sesuai dan aman untuk digunakan pada Instalasi listrik dirumah.
Mengenal jenis-jenis kabel dan kegunaannya.

Ada beberapa jenis Kabel tembaga yang biasa dipakai untuk instalasi listrik di rumah, antara lain:

    Kabel NYA

Kabel NYA biasanya dipasang didalam Pipa PVC.

Kenapa kabel NYA harus dipasang didalam pipa?

Kabel jenis NYA hanya memiliki satu lapisan isolasi yang melindungi inti tembaga di dalamnya, sehingga dibutuhkan pelindung tambahan yaitu Pipa.

Selain itu Kabel NYA adalah jenis Kabel tunggal, untuk pemasangan suatu instalasi listrik di rumah, memerlukan lebih dari satu kabel NYA, sehingga perlu dimasukkan didalam Pipa untuk menyatukan kabel-kabel tersebut dan tampak lebih rapi.

    Kabel NYM

Penggunaan Kabel NYM untuk instalasi listrik dirumah, memberikan beberapa keuntungan dibanding Kabel NYA.

Kabel NYA dapat dipasang tanpa selubung tambahan (Pipa), karena Kabel NYM memiliki beberapa lapisan isolasi yang menyelubungi Inti tembaga.

Kabel NYA tersedia dengan beberapa inti tembaga didalamnya, sehingga tidak perlu banyak kabel untuk pemasangan instalasi listrik di rumah.
Penjelasan Arti Kode huruf pada Kabel NYA, NYM, dan lainnya.

Hal yang tak kalah penting adalah, menentukan kabel ukuran berapa yang harus kita gunakan, agar instalasi listri di rumah aman dan tahan lama?
Cara menghitung ukuran kabel yang dibutuhkan

Kabel yang harus dipasang ada 3 macam, yakni Kabel untuk jalur Fasa (Merah), Kabel untuk jalur Netral (Hitam) dan Kabel jalur Arde atau pentanahan (Kuning).

    Pastikan Kabel yan 2. MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah salah satu komponen atau bahan utama dalam suatu instalasi listrik.

MCB berfungsi sebagai pengaman instalasi listrik, jika terjadi hubungan singkat (Korsleting) atau kelebihan beban, maka MCB akan secara otomatis memutuskan rangkaian listrik dan listrik di rumah pun menjadi padam.

Dulu alat yang biasa digunakan untuk pengaman instalasi listrik adalah Sekring (Fuse), namun penggunaan sekring belakangan ini mulai tergantikan dengan MCB, karena MCB dapat digunakan berkali-kali saat terjadi gangguan instalasi listrik, sedangkan sekring perlu diganti jika putus.

Meski ada sekring otomatis,dan tak perlu diganti jika terjadi gangguan listrik, namun penggunaan MCB tetap yang paling diminati.

MCB dipasang pada kabel fase dari sumber listrik, sumber listrik (kabel Fase) harus melewati MCB terlebih dahulu sebelum dialirkan menuju instalasi listrik di rumah.

Kabel fasa dari sumber listrik utama dipasang pada baut terminal MCB (bagian Atas), dan terminal MCB bagian bawah dipasang menuju instalasi listrik di dalam rumah, sedangkan kabel netral dari sumber langsung dialirkan langsung tanpa melewati MCB.

    Pastikan Kabel yang terpasang pada MCB adalah Kabel Fase dari sumber, agar saat MCB dimatikan tidak ada lagi tegangan listrik yang mengalir pada Instalasi listrik.

Dan pasanglah MCB dengan menggunakan Box MCB agar lebih terlindung, aman dan rapi.

3. Sekring (Fuse)
Sekring adalah suatu alat pengaman listrik yang terbuat dari bahan penghantar yang memiliki batasan kemampuan arus, jika arus lebih maka sekring akan putus.

Penggunaan sekring dalam instalasi listrik sudah mulai tergantikan dengan menggunakan MCB yang lebih praktis.
g anda gunakan sudah sesuai baik jenis kabel dan ukurannya

 4. ELCB (Anti kontak).
ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker), adalah suatu alat pengaman yang sangat penting dalam suatu instalasi listrik dirumah.

ELCB berfungsi sebagai pengaman bagi kita terhadap resiko kesetrum atau tersengat listrik.
Memilih ELCB yang benar.

ELCB harus dipasang pada sumber listrik utama sebelum instalasi listrik di rumah, Kabel fasa dan kabel Netral harus terpasang terlebih dahulu pada ELCB sebelum dialirkan menuju instalasi listrik di rumah. Cara memasang ELCB yang benar

    Jika instalasi listrik dirumah anda belum terpasang ELCB, segera lengkapi dengan ELCB karena keselamatan kita adalah hal yang paling utama.

Anda juga dapat menggunakan ELCB sebagai pengganti MCB.

 5. Stop kontak
Stop kontak biasa juga disebut dengan colokan, tempat kita mencolokkan steker dari berbagai peralatan listrik seperti televisi, kulkas, kipas angin, mesin cuci, dan lainnya.

Stop kontak (Colokan) berfungsi sebagai tempat sumber listrik, dan digunakan untuk tempat menyalakan berbagai peralatan listrik.

Stop kontak memiliki 3 terminal kabel di dalamnya, terminal tersebut berfungsi untuk pemasangan kabel fase , netral dan arde dari sumber listrik. Memilih Stopkontak yang bagus dan aman

    Pastikan instalasil listrik dirumah dilengkapi dengan kabel arde, dan terpasang dengan baik dan benar.
 6. Saklar
Saklar berfungsi sebagai alat penghubung dan pemutus rangkaian sumber listrik menuju peralatan listrik, dan umumnya dipasang untuk menyalakan atau memadamkan Lampu.

Terdapat berbagai jenis saklar, namun yang paling sering digunakan untuk instalasi listrik dirumah adalah saklar tunggal dan saklar ganda.

Saklar tunggal digunakan untuk satu buah lampu, sedangkan saklar tunggal digunakan untuk dua buah lampu.

Saklar tunggal memiliki dua baut terminal, satu terminal untuk tempat kabel fase langsung dari sumber, dan satu terminal lagi untuk tempat kabel yang menuju ke lampu.

    Pastikan kabel yang terpasang ke saklar adalah kabel fase, agar saat saklar terputus, tidak ada tegangan listrik yang masuk ke lampu.

 7. Kotak sambungan
Kotak sambungan disebut juga dengan Junction Box, atau biasa disebut dengan Tedus.

Kotak sambungan (Tedus) ini berfungsi tempat kita menyambung kabel-kabel listrik, yang bertujuan agar setiap sambungan kabel dapat terlindung dengan baik dan aman.

    Pastikan setiap sambungan kabel ditempatkan didalam kotak sambungan (Tedus)


8. Wire Nut.
Wire Nut adalah alat untuk menyambung kabel listrik yang baik dan aman, setelah kabel disambung dengan cara dipuntir, kemudian kita tutup dengan Wire Nut agar sambungan terlindungi dan tidak mudah longgar.

Wire nut juga berfungsi pengganti isolasi (Selasiban) yang biasa kita gunakan untuk menyambung kabel listrik.

Jika selama ini anda menggunakan isolasi untuk membalut sambungan kabel, maka sebaiknya anda mulai menggunakan Wire nut yang berfungsi sebagai isolasi sekaligus menjaga sambungan lebih kuat dan tidah mudah longgar.

    Gunakan Wire Nut untuk menyambung kabel listrik yang bagus dan aman.


9. Isolasi (Insulation Tape)
Isolasi berfungsi sebagai isolator (Bahan yang tidak bisa menghantar listrik), untuk melindungi kabel-kabel listrik yang terkelupas atau terbuka.

Untuk sambungan kabel jika memungkinkan sebaiknya menggunakan Wire Nut.

 10. Lampu
Lampu merupakan alat listrik yang berfungsi untuk memberikan penerangan.

Terdapat berbagai jenis lampu yang banyak digunakan dalam instalasi listrik dirumah, antara lain: Lampu TL (Neon),Lampu Pijar, Lampu Hemat energi,Lampu LED, dan lainnya.
Tips memilih Lampu

Untuk lampu TL tidak membutuhkan fiting lampu, Karena Lampu TL sudah dilengkapi dengan kotak lampu, sedangkan untuk lampu-lampu lainnya harus menggunakan Fitting tempat memasang lampu tersebut.

11. Fitting
Fitting berfungsi untuk tempat memasang lampu dan sebagai tempat sumber listrik untuk menyalakan lampu tersebut.

Ada berbagai jenis fitting lampu, seperti: fitting gantung dan fitting tempel (Duduk).

Pada fiting lampu terdapat dua baut terminal kabel, satu baut terminal dipasang kabel netral langsung dari sumber, sedangan terminal lainnya untuk tempat kabel fase yang diambil dari saklar lampu tersebut, saat saklar dalam posisi terputus maka lampu padam, saat saklar terhubung maka lampu akan menyala.
Cara sederhana agar lampu tetap menyala saat MCB Trip karena kelebihan beban

Pilihlah fiting lampu yang terminalnya berbahan kuningan, agar tidak mudah berkarat dan tahan lama.


Semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmu

Berbagai macam ALAT UKUR, serta kegunaannya


Berbagai macam Alat ukur yang digunakan untuk mengukur berbagai keperluan hasil pengukuran, serta memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing.
Terdapat begitu banyak alat ukur yang digunakan dalam berbagai jenis kegiatan, profesi dan kebutuhan hasil pengukuran.

Berbagai Alat Ukur dan kegunaannya
Alat Ukur dibuat untuk mempermudah kita dalam melakukan berbagai pengukuran.

Alat ukur digunakan dalam berbagai bidang
Berbagai macam alat ukur tersebut digunakan hampir dalam segala bidang pekerjaan atau profesi, seperti:

    Alat ukur di bidang Mekanikal (Bengkel)
    Alat ukur di bidang Listrik (kelistrikan)
    Alat ukur di bidang Kimia (Laboratorium)
    Alat ukur bidang Kedokteran (Kesehatan)
    Alat ukur di bidang Bangunan (Sipil)
    Alat ukur di bidang Pendidikan
    dan banyak lagi yang lainnya.





Jenis-jenis Alat ukur menurut kegunaannya
Selain itu, Alat ukur juga memiliki kegunaan atau fungsinya masing-masing, antara lain:

    Alat ukur panjang
    Alat ukur Massa
    Alat ukur berat
    Alat ukur Waktu
    Alat ukur tekanan
    Alat ukur Suhu
    Alat ukur tinggi permukaan (Level)
    Alat ukur jumlah aliran (Flow)
    Alat ukur Getaran
    Alat ukur ketebalan
    Alat ukur frekwensi
    Alat ukur Cahaya
    Alat ukur suara
    dan berbagai alat ukur lainnya.


Berbagai macam Alat Ukur
Alat ukur Panjang/jarak
Jika kita ingin mengetahui berapa Panjang suatu benda, maka kita akan menggunakan sesuatu alat untuk mengukur panjang benda tersebut.
Alat yang kita gunakan untuk mengukur panjang benda tersebut, disebut dengan Alat ukur panjang.
Berbagai macam alat ukur panjang yang dapat kita gunakan, sesuai dengan fungsi dan satuan panjang yang akan diukur, seperti:

    Meteran

Meteran digunakan untuk mengukur panjang benda yang tidak memerlukan hasil pengukuran yang presisi (Akurat), karena tingkat akurasi meteran hanya sekitar 1mm.

    Sigmat (Jangka sorong)

Sigmat (Jangka sorong) digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, kedalaman, suatu benda dengan tingkt akurasi mencapai 0,1 mm.
Cara membaca hasil pengukuran menggunakan Sigmat (Jangka Sorong)

    Mikrometer

Micrometer digunakan untuk mengukur panjang, ketebalan, kedalaman, suatu benda dengan tingkt akurasi mencapai 0,01 mm.
Cara membaca hasil pengukuran menggunakan Mikro meter.

    Penggaris (Mistar)

Penggaris (Mistar) digunakan untuk mengukur panjang benda yang tidak memerlukan hasil pengukuran yang presisi (Akurat), karena tingkat akurasi Penggaris (Mistar) hanya sekitar 1mm.

    Speedometer



Alat Ukur Massa
Saat kita ingin mengetahui berapa kilogram berat dari suatu benda, kita akan menimbangnya dengan alat timbangan, Terdapat kebiasaan kita yang ternyata selama ini salah, yakni berat dalam satuan kilogram adalah satuan Massa bukan Berat.

Berat yang biasa kita sebut dalam satuan kilogram adalah satuan Massa, sedangkan satuan berat sebenarnya adalah satuan Gaya dalam (Newton).

    Timbangan Gantung
    Timbangan Duduk
    Timbangan kamar mandi
    Neraca dua lengan
    Neraca O'Hauss


Alat Ukur Berat (Newton)
Alat ukur berat dalam satuan Kg.m/s atau setara dengan satuan Newton, biasa menggunakan alat ukur yakni:

    Neraca Pegas
    Dinamo Meter


Alat Ukur Waktu
Alat ukur juga kita gunakan untuk mengukur waktu, berbagai macam alat ukur waktu yang digunakan,antara lain:

    Jam Pasir
    Jam tangan
    Jam Dinding
    Stopwatch
    Jam Matahari
    HourMeter


Alat Ukur Tekanan (Pressure)
Tekanan juga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan Alat ukur Tekanan, dalam berbagai satuan tekanan. Alat ukur tekanan Deltabar dan Cerabar
Berbagai Alat ukur Tekanan, antara lain:

    Manometer
    Pressure Gauge
    Deltabar (Differential Pressure)
    Barometer
    Pressure Transmitter (Cerabar)


Alat Ukur Suhu

    Thermometer LIG (Liquid in Glass)

Termometer ini adalah alat ukur suhu yang umum digunakan, berupa cairan di dalam wadah kaca, cairan yang digunakan seperti: Air raksa, Alk0hol, dan lainnya.
Berbagai jenis alat ukur suhu dari masa ke masa

    Temperature Gauge
    Infrared Temperature
    Prinsip kerja Infrared temperature dalam mengukur suhu

    Resistance Temperature Detector (RTD)
    Cara memasang RTD,untuk mengukur suhu suatu benda, dan ditampilkan dalam bentuk digital dengan tambahan Alat temperature Controller digital.

    Termo kopel
    Cara Memasang Termo kopel untuk mengukur suhu suatu benda,dan hasil pengukurannya ditampilkan dalam bentuk angka (Digital) dengan tambahan alat yang disebut dengan Controller.



Alat ukur tinggi permukaan (Level Measurement)
Untuk mengetahui berapa tinggi permukaan Air dalam suatu bejana, tentu kita membutuhkan alat untuk mengukurnya, Alat ukur ini disebut dengan Alat ukur Level (Permukaan).
Prinsip Kerja Alat ukur Level Measurement

Berbagai jenis alat ukur tinggi permukaan,antara lain:

    Level Gauge
    Level Transmitter
    UltraSonic meter
    DPT (Differential Pressure Transmitter)
    Level Limit Switch (Liquiphant)


Alat Ukur Aliran (Flow)
Untuk mengetahui seberapa banyak jumlah benda yang mengalir dalam suatu wadah, kita membutuhkan Alat ukur aliran/debit.
Prinsip kerja Flowmeter Vortex, Coriolis, Magnetic

Berbagai Alat ukur aliran dapat kita gunakan, tak hanya untuk benda cair, bahkan untuk benda jenis Gas, dan Padat.
Berbagai alat ukur aliran (Flow):

    Flowmeter kincir Analog
    Flowmeter Kincir Digital
    Flowmeter Digital
    Flowmeter Magnetic
    Flowmeter Vortex
    Flowmeter Coriolis


Alat Ukur Getaran
Alat ukur ini banyak digunakan, untuk mengetahui kondisi berbagai mesin-mesin yang sedang beroperasi, untuk melakukan perawatan dan perencanaan perbaikan secara berkala.

    Vibration Pen
    Vibration meter


Alat Ukur Ketebalan
Ketebalan (Thickness), untuk mengetahui berapa ketebalan suatu benda, digunakan alat ukur ketebalan yaitu:

    Thickness Gauge

Alat ukur ini mampu menembus tebal permukaan benda dan mengukur ketebalannya dengan menggunakan gelombang Ultrasonic. Cara menggunakan Thickness Gauge

Alat Ukur Frekwensi
Alat ukur ini biasa digunakan di bidang kelistrikan, untuk mengetahui besar Frekwensi listrik yang dihasilkan dari suatu pembangkit Listrik.
Alat ini biasa disebut dengan:

    Hertz Meter


Alat Ukur Cahaya
Seberapa besar intensitas pencahayan dalam suatu ruangan, juga dapat kita ukur dengan menggunakan Alat ukur, yaitu:

    Light Meter
    Lux Meter
    Ganiofotometer
    Spektro-Fotometer


Alat Ukur Suara
Suara memiliki satuan desible (dB), dan seberapa besar kekuatan dari kebisingan atau Suara dapat diukur dengan menggunakan Alat ukur, yakni:

    Sound Level Meter
    DecibleMeter



Alat-Alat Ukur Kelistrikan
Alat Ukur Tegangan Listrik

    Voltmeter


Alat Ukur Arus Listrik

    Ampere Meter
    Clamp Meter (Tang Ampere)


Alat Ukur daya listrik

    Watt Meter (KWH-Meter)


Alat Ukur Nilai Resistansi

    Ohm-Meter



    Multitester


Alat Ukur listrik yang memiliki berbagai fungsi, yaitu untuk mengukur Arus, Tegangan, resistan, disebut dengan nama Multi Tester.
Cara menggunakan Multitester dengan benar


Alat Ukur Grounding (Pentanahan)
Cara menggunakan alat ukur Grounding tester dengan benar

    Grounding Tester
    Earth Tester


Alat Ukur ELCB
Cara menggunakan ELCB Tester untuk mengukur ELCB (Anti kontak)

    ELCB Tester


Alat Ukur Tahanan Isolasi
Cara mengukur tahanan Isolasi kabel dengan benar

    Insulation Tester
    Mega Ohm Meter



Semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmu

dikutip dari berbagai sumber

Apa itu ELCB dan MCB, serta apa bedanya?


Apa itu ELCB dan MCB, serta apa bedanya
Apa itu ELCB?
Apa itu MCB?
Apa fungsi ELCB?
Apa fungsi MCB?
Apa bedanya menggunakan ELCB atau MCB untuk pengaman instalasi listrik?
Lebih baik dipasang ELCB atau MCB, untuk pengaman Listrik?
Mungkin, bagi kebanyakan orang tidak begitu mengenal alat pengaman listrik yang disebut dengan ELCB, Orang-orang kebanyakan lebih mengenal alat pengaman listrik yang disebut dengan MCB, ketimbang ELCB.
Apa itu MCB dan ELCB, serta apa perbedaan serta fungsinya?

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa diperlukan alat pengaman pada setiap instalasi listrik.

Alat pengaman listrik dipasang untuk melindungi kita dan berbagai peralatan listrik dari berbagai kerusakan atau resiko bahaya lainnya.




Alat pengaman listrik dipasang berfungsi untuk mengamankan instalasi listrik saat terjadi berbagai gangguan.

Berbagai gangguan yang dapat terjadi pada instalasi listrik, antara lain:

    Kelebihan pemakaian alat-alat listrik, atau biasa disebut kelebihan beban (Over current).
    Lonjakan arus listrik yang disebabkan karena adanya kabel yang korslet, atau biasa disebut dengan hubungan singkat (Short Circuit).
    Terjadinya kebocoran listrik, baik kebocoran listrik yang berasal dari kabel listrik yang terkelupas, atau alat listrik yang lembab atau rusak. (Kesetrum listrik didefinisikan sebagai terjadinya kebocoran listrik melalui bagian tubuh kita menuju tanah/bumi)
    Kebocoran listrik yang berasal dari tersentuhnya sumber listrik ke objek lain, seperti saat kita kesetrum, kabel digigit tikus, kabel terkelupas dan mengenai atap/seng, dan sebagainya.
    Berbagai gangguan listrik ini tentunya sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan percikan api dan kebakaran, serta dapat membahayakan keselamatan manusia.


Lalu apa yang diperlukan untuk memberikan perlindungan saat terjadi berbagai gangguan listrik tersebut?

Untuk memberikan perlindungan pada instalasli listrik biasanya dipasang alat pengaman yang disebut dengan MCB.

Apakah dengan memasang MCB pada instalasi listrik, dapat memberikan perlindungan dari berbagai gangguan diatas?

MCB saja tidak cukup untuk mengamankan kita dan instalasi listrik dari berbagai resiko dan gangguan listrik.

Apa itu MCB?
MCB (Miniature Circuit Breaker), adalah suatu alat pengaman listrik yang berfungsi untuk memutuskan aliran listrik saat terjadi Arus Lebih, yang disebabkan dari pemakaian listrik yang berlebihan, karena sambaran petir, atau karena korsleting (Hubungan singkat).

MCB hanya berfungsi untuk mengamankan saat terjadi lonjakan arus yang melebihi dari batasan ukuran MCB yang terpasang. Cara menentukan ukuran MCB

    MCB tidak dapat melindungi kita saat tersengat listrik atau Kesetrum

Namun, saat terjadi kebocoran listrik atau saat kita tersentuh kabel (kesetrum), MCB tidak dapat memberikan perlindungan, karena lonjakan arus saat kita tersengat listrik (Kesetrum) nilainya sangat kecil.

Lalu alat pengaman apa yang harus kita pasang pada instalasi listrik, untuk memberikan perlindungan saat kita tersengat listrik?

Alat pengaman yang diperlukan untuk melindungi kita dari bahaya tersengat atau kesetrum, adalah ELCB.

    ELCB dapat melindungi kita dari bahaya tersengat atau Kesetrum Listrik

Apa itu ELCB?
ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) adalah suatu alat pengaman listrik dari resiko kebocoran listrik yang nilai arus bocornya sangat kecil, Selain itu ELCB juga dapat berfungsi sebagai pengaman listrik saat terjadi kebocoran listrik dengan lonjakan arus yang cukup besar, serta dapat melindungi saat terjadi arus lebih karena hubungan singkat (Short Circuit).
Memilih ELCB yang benar

Jadi, ELCB merupakan alat yang dapat memberikan perlindungan dari berbagai gangguan yang kita sebutkan diatas.
ELCB memiliki beberapa istilah, seperti Anti kontak, RCD, RCCB, GFCI, dan sebagainya.

Lebih baik menggunakan MCB atau ELCB?

Tentunya lebih baik menggunakan ELCB, karena dapat memberikan perlindungan dari berbagai gangguan dan bahaya listrik, termasuk untuk melindungi keselamatan manusia saat tersengat listrik atau kesetrum.
Cara memasang ELCB pada instalasi listrik

    Pastikan ELCB yang digunakan memiliki sensitifitas <30mA

Apa perbedaan MCB dengan ELCB?
Beberapa perbedaan antara MCB dengan ELCB, antara lain:

MCB

    MCB hanya dipasang untuk satu kabel yaitu kabel fasa.
    MCB hanya berfungsi untuk mengamankan listrik saat terjadi arus lebih karena kelebihan pemakaian alat-alat listrik, atau karena lonjakan arus saat terjadi korsleting.
    MCB dapat memberikan perlindungan saat terjadi kebocoran listrik dengan lonjakan arus yang melebihi kemampuan arus MCB tersebut, dengan catatan instalasi listrik harus dilengkapi dengan ARDE (pentanahan) yang baik. kenapa arde harus dipasang ke tanah?
    Jika ARDE tidak terpasang dengan baik, maka MCB tidak mampu memberikan perlindungan saat terjadi arus bocor.
    MCB tidak dapat melindungi keselamatan manusia saat terkena sengatan listrik (Kesetrum), dan juga MCB tidak dapat melindungi saat terjadi kebocoran listrik dengan nilai arus bocor yang rendah/kecil.


ELCB

    ELCB dipasang dengan dua kabel yaitu, kabel fasa dan netral. Kabel fasa dan netral dari sumber listrik  harus melewati ELCB terlebih dahulu sebelum dialirkan ke instalasi listrik di rumah.
    ELCB dapat memberikan perlindungan terhadap berbagai gangguan listrik, seperti:
    Lonjakan arus yang melebihi batasan arus ELCB tersebut
    Melindungi saat terjadi kebocoran listrik dengan arus bocor yang kecil maupun arus bocor yang besar
    Melindungi kita dari bahaya kesetrum
    Memberikan perlindungan saat terjadi lonjakan arus yang disebabkan karena adanya kebocoran,maupun korsleting (Hubung singkat). Prinsip kerja ELCB



Semoga bermanfaat!

Berbagai Satuan Listrik dan penjelasannya


Kita mengenal berbagai satuan listrik, yang digunakan untuk menyatakan berbagai besaran listrik, apa saja satuan listrik yang umum digunakan dalam bidang kelistrikan, berikut beberapa satuan listrik dan penjelasan singkatnya.

Satuan Listrik
OLT
VOLT adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran Tegangan Listrik (Voltage).
VOLT biasa disimbolkan dengan huruf V (Volt).

Tegangan Listrik merupakan suatu besaran listrik yang paling mendasar dalam ilmu kelistrikan.

Tegangan Listrik adalah Perbedaan Potensial antara 2 titik yang dihasilkan dari suatu sumber listrik.
Listrik terjadi karena adanya muatan Proton dan Elektron yang memiliki perbedaan muatan atau beda potensial.

Listrik tidak memiliki tegangan jika tidak ada perbedaan potensial diantara dua titik penghantar.




Kita mengenal berbagai besar tegangan listrik yang umum digunakan, dan dibagi menjadi 2 jenis tegangan yaitu:

    Tegangan Listrik DC

DC adalah singkatan dari Direct Current atau arus searah.

Beberapa tegangan atau Voltage pada listrik DC, antara lain:
1,5 Vdc, 9Vdc, 12Vdc, 24Vdc dan lainnya

Contoh sumber listrik yang menghasilkan listrik DC, yaitu AKKI, Batere.

Selain itu tegangan listrik DC juga dapat dihasilkan dengan cara menyearahkan listrik AC menggunakan Adaptor.

    Tegangan Listrik AC

AC adalah singkatan dari Alternating Current atau arus bolak-balik.

Beberapa besaran Tegangan listrik AC yang biasa kita kenal, yaitu:
110Vac, 220Vac, 380Vac

Tegangan yang biasa digunakan di rumah adalah tegangan listrik AC 220V.

Tegangan listrik AC dihasilkan dari suatu sumber pembangkit listrik yang biasa disebut dengan Generator (Genset). Perbedaan listrik AC dan DC

Tegangan listrik AC juga dapat diubah menjadi tegangan listrik DC dengan menggunakan Konverter.
Listrik tidak akan ada jika tidak ada perbedaan potensial atau Tegangan.

KV
KV adalah satuan Kilo Volt (1000Volt).

KVA
KVA adalah satuan Kilo Volt Ampere.

KVA adalah satuan daya tertulis yang didapat dari hasil perhitungan dan merupakan daya semu.

VAr
VAr = Volt Ampere Reaktif
Satuan VAr ini biasa kita jumpai dalam Sistem instalasi listrik 3 Phase, untuk menyatakan besaran daya reaktif atau kerugian-kerugian daya yang timbul akibat daya harmonik.

Semakin besar daya reaktif (VAR) akan mengakibatkan faktor daya semakin rendah, dan daya aktif akan semakin kecil.

Sebagai contoh: Jika suatu pembangkit listrik tertulis daya 250KVA, dengan faktor daya atau Cos phi sebesar 0,8, maka Daya aktif atau daya yang dapat digunakan adalah sebesar:
250 KVA x 0,8 = 200KW.

Lalu, Saat daya reaktif yang dihasilkan semakin besar, akan mengakibatkan menurunnya faktor daya, jika faktor daya menurun sampai 0,7, maka daya aktif akan semakin kecil:
250KVA x 0,7 = 175KW

KVAr
KVAR adalah satuan Kilo Volt Ampere Reaktif.
Cara memperbaiki Faktor daya listrik 3 fasa

AMPERE
AMPERE adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran arus listrik.
Ampere biasa disimbolkan dengan huruf I (Intensity).

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan oleh pergerakan Elektron yang mengalir melalui suatu penghantar dalam suatu rangkaian listrik dalam satuan waktu.

Arus listrik terjadi jika ada tegangan listrik dan resistan atau beban listrik yang terhubung dalam suatu rangkaian.

Dengan kata lain, Arus listrik tidak akan ada jika tidak ada tegangan dan Resistan yang terhubung dalam suatu Rangkaian listrik.

Sebagai contoh, Arus listrik akan mengalir dari saklar menuju lampu saat saklar lampu tersebut kita nyalakan, kemudian saat saklar kita padamkan, tidak ada arus listrik yang mengalir.

Lampu termasuk kedalam jenis beban listrik atau Resistan.

Ohm
Ohm adalah satuan listrik yang menyatakan besaran nilai tahanan (Resistan)
Ohm biasa disimbolkan dengan Ω
Rumus menghitung resistan dalam rangkaian seri dan paralel

Setiap alat listrik dan penghantar memiliki nilai Ohm (Tahanan)
Alat-alat listrik yang biasa kita gunakan sehari-hari, seperti Setrika, kipas angin, Televisi, kulkas dan lainnya termasuk kedalam jenis resistan dan memiliki nilai tahanan dalam satuan Ohm.

Resistan (tahanan) listrik adalah segala sesuatu yang menghasilkan Arus listrik saat dilewati tegangan listrik. Besar kecilnya arus listrik yang dihasilkan tergantung dari besar kecilnya tegangan listrik dan besar kecilnya nilai tahanan (Ohm) yang dilalui. Hukum Ohm dan penjelasannya

V = I x R

    V = Tegangan (Voltage) dalam satuan Volt
    I = Arus listrik (Intensity) dalam satuan Ampere
    R = Resistansi dalam satuan Ohm (Ω)


Watt
Watt adalah satuan listrik yang menyatakan besaran daya listrik (Power)
Watt biasa disimbolkan dengan huruf P (Power).

Daya listrik adalah besaran listrik yang mengalir melalui suatu penghantar dalam suatu rangkaian listrik. Mengenal 3 macam Daya listrik 3 fasa

Alat-alat listrik yang biasa kita gunakan di rumah biasanya dituliskan dalam satuan Watt, seperti:
Lampu 36Watt, Kulkas 100Watt, mesin cuci 200Watt, setrika 300Watt, dan lainnya.

Semakin besar satuan daya (Watt) dari suatu alat listrik yang kita gunakan, semakin besar pula Arus listrik yang dihasilkan.

P = V x I

    P = Daya (Power) dalam satuan Watt
    V = Tegangan listrik (Voltage) dalam satuan Volt
    I = Arus listrik (Intesity) dalam satuan Ampere.

Watt adalah satuan Daya aktif

KW
Kilowatt (KW) menyatakan 1000Watt

KWH
Kilowatt Hour (KWH) menyatakan besaran 1000Watt dalam satu jam.

HERTZ
Hertz adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran Frekuensi (F)
Hertz biasa disimbolkan dengan Hz

Hertz banyaknya gelombang listrik yang terjadi dalam satu detik.

Listrik yang memiliki nilai Frekuensi adalah listrik AC, dan Besaran Frekuensi listrik AC yang biasa kita gunakan pada listrik di rumah adalah 50Hz.


Semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmu

Apa yang menyebabkan Listrik dirumah Padam?


Apa sebenarnya yang menyebabkan listrik di rumah tiba-tiba padam, bahkan terkadang padam sesaat kemudian menyala dan padam lagi, kenapa?
Padamnya listrik di rumah secara tiba-tiba tentunya membuat kita kesal dan kecewa, berbagai prasangka timbul di pikiran kita.
Kenapa listrik dirumah sering padam?
Apakah listrik padam karena disengaja?
Listrik tiba-tiba padam, kemudian menyala dan padam lagi, ada apa sebenarnya?
Kita tentunya pernah mengalami, saat sedang asyik bersama keluarga di rumah, sambil menonton televisi, mendengarkan musik, atau lainnya, tiba-tiba listrik di rumah padam, sehingga membuat suasana menjadi gelap, dan suasana menjadi kurang menyenangkan.

Apa sebenarnya penyebab listrik dirumah padam secara tiba-tiba?
Terkadang padamnya listrik dirumah hanya terjadi sesaat, kemudian menyala lagi, namun tak lama kemudian Listrik padam lagi, seolah-olah ada yang memadamkan dan menyalakan dengan sengaja.

Mungkin anda juga pernah berpikir demikian, kenapa listrik padam dan menyala dalam waktu yang sangat singkat, apakah ini ulah orang-orang yang sedang iseng dan mengganggu ketenangan orang lain?

Sebelum kita menduga yang bukan-bukan, ada baiknya kita mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan padamnya listrik di rumah, baik itu sesaat, atau bahkan padamnya listrik dirumah dalam waktu yang cukup lama atau bisa sampai seharian.
Padamnya Listrik di rumah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun sebaiknya terlebih dahulu kita bagi penyebabnya menjadi 2 (dua) macam penyebab, yakni:

1. Padamnya listrik dirumah yang disebabkan gangguan internal
Gangguan internal disini maksudnya adalah gangguan yang terjadi dari KWHmeter menuju instalasi didalam rumah kita.
Penyebab padamnya listrik di rumah dapat juga dikarenakan adanya gangguan atau permasalahan yang berasal dari instalasi listrik dirumah kita sendiri, penyebab yang berasal dari instalasi listrik di rumah kita, dan yang sering terjadi adalah karena MCB trip (Jepret).
Berbagai penyebab MCB dirumah Trip (Jepret), dan solusinya

Listrik dirumah padam, karena MCB turun (Jeglek), dapat disebabkan oleh beberapa gangguan, antara lain:

    Kelebihan beban daya listrik atau pemakaian listrik yang berlebihan.
    Terjadi korsleting (short circuit) pada instalasi listrik yang ada dirumah kita, seperti kabel, stopkontak, fiting lampu dan lainnya.
    Terjadi korsleting yang berasal dari berbagai peralatan listrik yang kita gunakan, seperti lampu, setrika, televisi, rice cooker, kipas angin, dan lainnya.
    MCB yang ada dirumah kita sudah rusak, pemasangan kabel kendur, dan sebagainya.





2. Listrik Padam yang disebabkan karena ada gangguan dari Eksternal
Gangguan eksternal disini maksudnya adalah adanya gangguan yang berasal dari pihak PLN, dimulai dari meteran menuju kabel TR ditiang sampai ke sumber pembangkit listrik.

Penyebab padamnya listrik dirumah, karena adanya gangguan dari pihak PLN dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:

    Pemadaman listrik bergilir

Listrik di rumah padam karena terjadinya pemadaman bergilir dari pihak PLN.
Pemadaman bergilir terjadi karena adanya perawatan atau perbaikan yang menyebabkan supplai listrik berkurang, sehingga sumber listrik yang menuju ke rumah-rumah tidak mampu untuk menyuplai kebutuhan listrik konsumen secara keseluruhan.
Baca juga: Bagaimana Listrik bisa sampai kerumah kita?

Gangguan yang terjadi dapat berupa karena adanya perawatan atau perbaikan pada pembangkit listrik, pada kabel jaringan Tegangan menengah, Trafo, dan lainnya.

    Pemadaman listrik secara tiba-tiba

Listrik padam tiba-tiba dan dalam waktu yang cukup panjang, dapat disebabkan oleh karena adanya gangguan pada jaringan listrik maupun dari pembangkit listrik, dan hal ini tidak terencana.

Seperti halnya dirumah-rumah, jaringan listrik milik PLN juga dilengkapi dengan berbagai pengaman, baik itu pengaman listrik terhadap kelebihan beban (Over current), pengaman kelebihan tegangan (Overvoltage), pengaman saat terjadi sambaran petir, dan sebagainya.

Jika terjadi gangguan kelebihan beban, tegangan yang tinggi, sambaran petir, kebocoran listrik dan sebagainya, maka sistem pengaman akan bekerja memutuskan rangkaian listrik, dan menyebabkan listrik dirumah padam.
Pihak PLN akan segera mengetahui gangguan tersebut dan langsung melakukan perbaikan secepat mungkin, karena padamnya listrik ke rumah-rumah juga merupakan kerugian bagi pihak PLN.

    Listrik padam tiba-tiba dan hanya sesaat

Jika kejadian listrik padam tiba-tiba dan hanya sesaat, kemungkinan hal ini disebabkan karena sistem pengaman yang terpasang pada jaringan listrik PLN mendeteksi adanya gangguan, kemudian secara otomatis akan memutuskan rangkaian listrik menuju kerumah-rumah, setelah gangguan hilang maka pengaman listrik tersebut akan mengalirkan kembali listrik ke rumah-rumah, dan hal ini bekerja secara otomatis.

Salah satu contoh pengaman listrik yang terpasang pada jaringan tegangan menengah (TM) milik PLN adalah Recloser.

Recloser adalah suatu pengaman yang bekerja secara otomatis memutuskan dan menghubungkan aliran listrik.

Recloser akan bekerja memutuskan aliran listrik jika terjadi gangguan seperti kebocoran listrik, tegangan lebih, dan sebagainya, jika kondisi gangguan tidak ada lagi, maka Recloser akan secara otomatis mengalirkan listrik kembali.

Salah satu contoh gangguan yang sering terjadi adalah saat ada dahan pohon yang menyentuh kabel jaringan listrik, maka hal ini menyebabkan kebocoran listrik mengalir ke pohon tersebut.

Recloser akan mendeteksi hal tersebut dan dalam waktu yang singkat akan memutuskan aliran listrik.

Jika dahan tersebut sudah terlepas atau tidak bersentuhan dengan kabel listrik lagi, maka Recloser akan kembali mengalirkan listrik ke rumah-rumah.

Hal ini adalah salah satu penyebab mengapa listrik padam sesaat kemudian menyala kembali.

    Jaringan Listrik PLN dilengkapi dengan berbagai sistem pengaman yang lebih canggih dibanding dirumah-rumah kita dan sebagian bekerja secara otomatis, hal ini demi menjaga keselamatan dan bahaya listrik yang lainnya.


Semoga dengan sedikit penjelasan diatas, kita tidak lagi bertanya-tanya kenapa listrik dirumah padam, dan terkadang padam sesaat dan menyala lagi.


Semoga bermanfaat!

Tempat kita berbagi ilmu

dikutip dari berbagai sumber